Antara Siswa SD, Gayus dan Nazaruddin
Jeda

Antara Siswa SD, Gayus dan Nazaruddin

Sejumlah pertanyaan dilontarkan jurnalis cilik. Mulai dari tujuan didirikannya KPK, hingga kasus teranyar yang melibatkan politisi Partai Demokrat M Nazaruddin.

Oleh:
Fat
Bacaan 2 Menit
Workshop Jurnalis cilik di KPK. Foto: SGP
Workshop Jurnalis cilik di KPK. Foto: SGP

Semangat puluhan anak-anak dari beberapa Sekolah Dasar (SD) di Jakarta sangat terlihat ketika mereka mendatangi Gedung KPK di bilangan Kuningan Jakarta, akhir Juni laluSaat itu, anak-anak yang berusia antara 9-13 tahun itu belagak bak seorang wartawan lengkap dengan buku saku dan pena yang biasa digunakan pewarta sungguhan di lapangan.

 

Acara yang digagas Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dengan KPK ini memang khusus diperuntukkan kepada anak-anak SD. Workshop jurnalis cilik yang bertema Membangun Generasi Anti Korupsi itu merupakan program pertama kedua lembaga tersebut. Dalam acara tersebut, Ketua KPK Busyro Muqoddas menjadi seorang narasumber yang siap ditanyai oleh pewarta cilik.

 

Dalam pemaparannya, Busyro mengatakan korupsi adalah “penyakityang harus dihindari oleh setiap orang. Karena gara-gara korupsi, uang rakyat habis. “Korupsi itu penipu sejati, yang dicuri itu uang rakyat triliunan rupiah. Siapa koruptor itu? Akan bapak jelaskan,” kata Busyro kepada jurnalis cilik.

 

Salah satu pewarta cilik, Febrina P Nurul Jauharu langsung mengangkat tangannya. Sambil berdiri dari tempat ia duduk, Febri yang bersekolah di SDN 11 Kebon Jeruk ini menjelaskan, koruptor adalah pejabat yang mencuri uang. “Seperti Gayus dan Nazaruddin, kata Febri.

 

Sontak pernyataan Febri disambut gelak tawa dari rekan-rekan Febri dan panitia. Busyro pun balik bertanya, “Siapa Nazaruddin?” Febri menjawab, Nazaruddin adalah koruptor yang lari ke luar negeri. Ia mengaku tahu Nazaruddin dari pemberitaan di televisi.

 

Febri yakin Nazaruddin akan dipanggil KPK. Ia mengatakan, pemanggilan terhadap Nazaruddin harus dilakukan dengan cepat. “Lebih cepat lebih baik.” Ia mengaku, pertanyaan soal Nazaruddin kepada ketua KPK datang secara tiba-tiba. “Kamu yakin KPK bisa periksa (Nazaruddin)?” tanya Busyro. Febri menjawab, “Nazaruddin pasti dipanggil KPK,” lugasnya.

 

Pertanyaan lain terlontar dari pewarta cilik yang lain. Misalnya, Aulia yang bertanya “Manfaatnya menjadi anggota KPK dan tujuan KPK didirikan?”

 

Mendengar ini, Busyro menjawab, manfaat menjadi anggota KPK adalah menolong rakyat dan melindungi uang negara. Caranya dengan melindungi dengan mencukupi kebutuhan hidup rakyat tersebut. Misalnya, seperti bisa membayar iuran sekolah dan biaya berobat. Menurut Busyro, membela rakyat berarti membela negara.

 

Belasan jurnalis cilik lainnya pun melontarkan pertanyaan beragam. Mulai dari arti gratifikasi, hingga tugas-tugas KPK selain memberantas korupsi. Zahra Nurannisa bertanya lantang ke Busyro. “Pak, hukuman apa yang paling bagus untuk koruptor?”

 

Busyro menjawab, hukuman paling bagus adalah hukuman mati. “Tapi kalau sudah tua, sakit ginjal, panu, ya jangan dihukum mati. Dengar saja, dia bisa mati,” kata Busyro dan langsung disambut tawa anak-anak.

 

Diskusi antara Busyro dengan puluhan jurnalis cilik ini berlangsung selama dua jam. Salah satu panitia, Primayanti mengatakan, program ini merupakan kali pertama yang dilakukan pihaknya. Jurnalis cilik yang menjadi peserta terdiri dari anak-anak kelas empat SD hingga kelas enam. Menurutnya, enam terbaik tulisan jurnalis cilik ini akan dipampang di portal ANTARA dan KPK.

 

Busyro pun antusias dengan program ini. Ia berharap, program ini dapat dijadikan program rutin lembaganya sebagai bentuk pengenalan anti korupsi sejak dini. “Kami dari KPK merespon, meminta agar ini dijadikan program rutin,” pungkasnya.

Tags: