Devil’s Advocate, Bukan Advokat Setan
Bahasa Hukum:

Devil’s Advocate, Bukan Advokat Setan

Istilah ini berasal dari tradisi Gereja Katolik Romawi ketika ingin menetapkan seseorang menjadi santo melalui program Kanonisasi.

Oleh:
Ali
Bacaan 2 Menit
Devil’s Advocate, Bukan Advokat Setan
Hukumonline

Apa yang ada di pikiran anda ketika mendengar istilah devil’s advocate? Kebanyakan orang mungkin akan langsung menyebut sebuah film yang diperankan oleh Keanu Reeves dan Al Pacino yang dirilis pada 1997. Bila merujuk kepada film ini, mungkin tak salah bila ada yang mengartikan devil’s advocate secara harfiah sebagai advokat iblis. Yakni, advokat yang secara membabi-buta membela klien yang jelas-jelas bersalah.

Namun, tahukah anda, sebenarnya devil’s advocate merupakan istilah yang sudah lama dikenal di dunia hukum? Devil’s advocate adalah seseorang yang mengambil posisi berlawanan dengan argumen orang lain, bukan karena tak setuju dengan argumen itu, melainkan hanya ingin menguji keabsahan atau validitas argumen tersebut.

‘Permainan’ devil’s advocate ini biasa digunakan oleh para advokat untuk menguji argumen hukum yang dibuatnya. Sebelum berlaga ke pengadilan, advokat lain mencoba mengkritisi argumen atau berpandangan skeptis demi tujuan mencari kelemahan atau celah argumen itu. Sehingga, argumen hukum itu bisa diperbaiki sebelum disajikan di ruang pengadilan.

Di ruang pengadilan Mahkamah Konstitusi (MK), ‘permainan’ devil’s advocate ini ternyata juga dipraktikkan. Yakni, pada sidang pemeriksaan pendahuluan ketika pemohon menyampaikan permohonan judicial review-nya di hadapan panel hakim konstitusi. Di tahap ini, tiga hakim konstitusi memberi masukan dan saran terhadap permohonan, sebelum permohonan disidangkan oleh pleno hakim yang berjumlah sembilan orang.  

Salah seorang (mantan) Hakim Konstitusi Maruarar Siahaan pernah mengutarakan hal ini. Ia mengkritisi permohonan judicial review habis-habisan untuk mencari kelemahan dan celah permohonan itu. “Anggap saja ini sebagai devil’s advocate untuk memperkuat permohonan sebelum disidangkan di pleno,” ujar Maruarar, kala itu.

Sejarah Devil’s Advocate
Lalu, darimana istilah devil’s advocate ini mula-mula berasal? Istilah devil’s advocate berasal dari tradisi Gereja Katolik Romawi. Situs www.wisegeek.com menjelaskan devil’s advocate merupakan posisi resmi di Gereja Romawi antara 1587 dan 1983. Seseorang diangkat secara resmi sebagai devil’s advocate dalam program kanonisasi seorang Katolik menjadi santo (orang suci).

Istilah aslinya adalah ‘advocatus diaboli’ yang memiliki arti sama dengan devil’s advocate. Seorang yang diangkat menjadi devil’s advocate diharapkan bisa memaparkan alasan-alasan mengapa seorang yang menjalani proses kanonisasi tak berhak ditetapkan menjadi santo. Tujuannya untuk memastikan kanonisasi itu benar-benar dilaksanakan dengan itikad baik dan kandidat memang layak menjadi santo.

Tags: