Dari Pengacara ke Panggung Stand Up Comedy
Jeda

Dari Pengacara ke Panggung Stand Up Comedy

Di Amerika Serikat, dua eks pengacara menjadi comic beken.

Oleh:
rzk
Bacaan 2 Menit
Dari Pengacara ke Panggung <i>Stand Up Comedy</i>
Hukumonline

Layar kaca Indonesia tengah dilanda ‘wabah’ stand up comedy. Berdasarkan catatan hukumonline, saat ini, setidaknya terdapat dua stasiun televisi swasta yang menayangkan acara berformat stand up comedy, salah satu di antaranya bahkan menayangkan acara tersebut tiga hari dalam seminggu. Di luar layar kaca, stand up comedy juga mewabah di café-café di Jakarta.

Dijelaskan laman en.wikipedia.org, stand up comedy adalah satu jenis komedi, dimana sang komedian –lazim disebut comic- tampil secara langsung di hadapan penonton. Stand up comedy berkembang pesat di Amerika Serikat, Inggris, dan Benua Eropa. Di Inggris, sejarah keberadaan stand up comedy bahkan dimulai sejak abad ke-18.

Di Indonesia sendiri, stand up comedy sebenarnya sudah dipopulerkan trio pelawak legendaris Warkop, Dono-Kasino-Indro. Penerus Warkop, adalah (alm) Taufik Savalas. Lalu, generasi terbaru digawangi oleh artis plus penggiat social media Pandji Pragiwaksono dan Raditya Dika. Bersama Pandji dan Raditya lalu bermunculan sejumlah comic seperti Sammy, Boris, Ernest, dan sebagainya.

Yang unik dari stand up comedy, berbeda dengan jenis komedi pada umumnya, masyarakat umum diberi ruang untuk tampil. Makanya, dikenal satu segmen bernama open mic. Di segmen ini, siapapun dari latar belakang apapun, mulai dari pelajar ataupun kalangan profesional. Tak terkecuali dari kalangan pengacara.

Di Indonesia, memang belum ada atau setidaknya belum terungkap siapa pengacara atau praktisi hukum yang ber-stand up comedy. Tetapi, tidak demikian halnya di Amerika serikat. Sebuah laman berisi artikel bernuansa humor seputar profesi hukum, www.bitterlawyer.com, melansir dua comic ternama yang memiliki latar belakang profesi hukum. Mereka adalah Al Lubel dan Greg Giraldo. Bitterlawyer sebenarnya menyebut tiga, tetapi salah satu dari mereka, Demetri Martin, kadung drop out sebelum menyelesaikan studi hukumnya.

Kisah kedua comic tersebut dipaparkan bitterlawyer.com secara singkat. Mulai dari Greg Giraldo, seorang sarjana hukum dari salah satu sekolah tinggi hukum terkemuka di jagat Bumi ini, Harvard Law School. Sebelum akhirnya ‘menceburkan’ diri ke dunia komedi, Greg adalah seorang Associate dari firma hukum Skadden, salah satu firma hukum top di Negeri Paman Sam.

Dikutip dari laman en.wikipedia.org, Greg yang lahir pada tanggal 10 Desember 1965 di The Bronx, New York mengakui keputusan hengkang dari dunia praktisi hukum sempat membuat pihak keluarga kecewa. “Saya selalu ingin melakukan sesuatu yang kreatif,” dalihnya.

Uniknya, Greg sendiri mengaku bingung kenapa dia memutuskan untuk belajar hukum. Namun begitu, faktanya, profil Greg sempat diangkat sebuah majalah beken, Esquire. Di majalah itu, Greg disebut sebagai salah satu lulusan hukum dari Harvard yang berkarier di bidang non hukum.

Meskipun sempat ditentang keluarga, keputusan Greg berkarier sebagai comic ternyata tidak salah. Greg sukses. Dia tampil rutin di Comedy Cellar, sebuah klub komedi di Manhattan, dan di stasiun televisi Comedy Central, dan banyak lagi. Di stasiun televisi NBC, Greg bahkan memiliki acara sendiri dengan judul Giraldo Show.

Sayangnya, karier Greg yang cemerlang sebagai comic berakhir tragis. 29 September 2010, Greg wafat setelah mengalami lima hari koma di Rumah Sakit Robert Johnson Wood University. Greg dirawat setelah ditemukan tak sadarkan diri karena kelebihan dosis obat di Hotel Hyatt, New Brunswick, New Jersey.

Pengacara berikutnya yang banting stir menjadi comic terkenal, menurut bitterlawyer.com, adalah Al Lubel. Yang menarik dari kisah pria lulusan sekolah hukum di Florida, Amerika Serikat ini, dia sempat menjalani dua profesi sekaligus, pengacara dan komedian, di Los Angeles, Amerika Serikat. Pada akhirnya, Al Lubel menetapkan hati menjadi comic, dan sekali lagi sukses. Setahun setelah resmi mundur sebagai pengacara, Al Lubel menyabet hadiah AS$100 ribu dalam acara Star Search.

“Al Lubel menjadi pengacara untuk menyenangkan ibunya, dan menjadi pelawak untuk menyenangkan dirinya,” demikian pernyataan Al Lubel yang tertera di laman resminya, www.allubel.com.

Walaupun kini mencintai profesi comic, Al Lubel mengaku rindu terhadap profesi pengacara. “Saya mau sekali lagi beracara di pengadilan, suatu kasus yang serius seperti pembunuhan. Nanti, ketika klien saya dinyatakan bersalah digantung, saya ingin melihat reaksinya ketika saya bisikkan di telinganya kalimat saya adalah komedian.”

Mengingat tren ‘booming’-nya stand up comedy di negeri ini, menjadi menarik jika kita berandai-andai pengacara beken di Indonesia juga ikut-ikutan banting stir menjadi comic seperti Al Lubel atau Greg Giraldo. Di benak anda, mungkin mulai berseliweran nama OC Kaligis, Hotman Paris Hutapea, atau Hotma Sitompoel. Well, berandai-andai memang tidak dilarang di negeri ini. jadi, silakan.

Sumber:
www.bitterlawyer.com
en.wikipedia.org
www.allubel.com

Tags: