Pemerintah Diminta Intervensi Aksi Korporasi Danamon
Berita

Pemerintah Diminta Intervensi Aksi Korporasi Danamon

Dikhawatirkan jika asing kuasai penuh satu bank akan berpotensi terjadi pencucian uang.

Oleh:
ant
Bacaan 2 Menit
Pemerintah Diminta Intervensi Aksi Korporasi Danamon
Hukumonline

Pemerintah Indonesia diminta melakukan intervensi pada rencana aksi korporasi investor Singapura, Temasek Holdings Ltd untuk menjual saham PT Bank Danamon Tbk ke salah satu bank di negara tersebut, DBS.

“Karena ditawarkan kepada pihak-pihak terafiliasi saja, sehingga menutup kesempatan perbankan nasional. Jadi, pemerintah sebaiknya harus intervensi,” tandas ekonom dari Ec-Think, Iman Sugema, saat dihubungi di Jakarta, Senin (2/4).

Dia melanjutkan, jika hal itu berlanjut, maka melecehkan para pemangku kepentingan di Indonesia. Selain itu penguasaan asing di perbankan nasional makin memperbesar peluang besar terjadinya kasus pencucian uang (money laundering).

"Kepemilikan asing sampai 100 persen di bank di Indonesia bisa membuka pintu secara lebar bagi terjadinya kasus 'money laundering'," tuturnya.

Jadi, menurutnya, jika bank itu sepenuhnya milik asing, uang para penjahat 'money laundering'-nya itu langsung ditransfer ke negara asal dari si pemilik bank tersebut. Sementara itu, regulator tidak punya kewenangan untuk menindak itu.

“Ini bisa jadi masalah 'G to G' (negara ke negara). Sekarang, apakah kita punya hubungan bilateral dengan Singapura," tanyanya.

Imam juga menyebut, jika Pemerintah Indonesia dan DPR RI punya komitmen besar untuk memberantas 'money laundering', wacana mengenai pembentukan undang-undang pembatasan kepemilikan saham asing dapat segera direalisasikan.

"BI dan DPR harus memiliki keberanian dan niat baik untuk mulai merancang seperti apa format kepemilikan saham asing ke depan. Diharapkan, bank lokal bisa diutamakan kepemilikannya," tandasnya.

Sebelumnya, emiten perbankan dengan kode perdagangan BDMN ini menyampaikan surat pemberitahuan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Isi surat mengenai minat investor untuk membeli saham milik 'Asia Financial' (Indonesia) Pte Ltd di bank tersebut. 

Asia Financial yang dimiliki Temasek Holdings Ltd mempunyai 67,42 persen saham Danamon. Danamon memang menjadi incaran investor asing. Karena bank ini mencatat pertumbuhan kredit UMKM yang terus melonjak tinggi.

Bank yang dipimpin Henry Ho ini per Januari 2011 masih tercatat dimiliki oleh 'Asia Financial' (Indonesia) Pte Ltd (AFI) sebesar 67,42 persen dan sisanya dikuasai publik. Sementara, 100 persen saham 'Asia Financial' dikuasai Temasek secara tidak langsung melalui anak usahanya, antara lain 'Fullerton Financial Holdings' Pte Ltd.

DBS merupakan salah satu grup jasa keuangan terbesar di Asia dengan operasi di 16 pasar dan terdaftar di 'Singapura Exchange' (SGX).  DBS didirikan pada 1968 sebagai bank pembangunan di Singapura.

Kredit UMKM
Penyaluran kredit Bank Danamon pada 2011 mencapai Rp101, 7 triliun atau meningkat 23 persen dari Rp 82,7 triliun di akhir 2010 lalu.

Peningkatan penyaluran kredit didorong kredit UMKM. Penyaluran kredit UMKM tumbuh 27 persen hingga Rp14,2 triliun. Kredit lain adalah kredit komersial yang mencapai pertumbuhan sebesar 19 persen atau mencapai Rp10 triliun.

Penyaluran kredit di segmen mass market, seperti kredit kepemilikan kendaraan bermotor, perabotan rumah tangga (durable goods), kredit kepada nasabah wirausahawan kecil (self-employed mass market) dan pembiayaan syariah beragun emas mencatat pertumbuhan sebesar 26 persen mencapai Rp59,252 triliun. Atau mencakup 58 persen dari total portofolio kredit Danamon.

Pembiayaan yang disalurkan oleh unit bisnis ABF (Assets Based Financing) Danamon juga mencatat pertumbuhan kredit sebesar 59 persen, mencapai Rp4,573 triliun.

Pada akhir 2011, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loans/NPL) perseroan menjadi 2,5 persen. Atau lebih baik dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar tiga persen.

Sedangkan pendapatan fee income juga naik sebesar 24 persen menjadi Rp4,131 triliun. Sumbernya karena kenaikan pos-pos pendapatan terkait penyaluran kredit dan pendapatan-pendapatan dari bisnis bancassurance.

Tags: