Pesta Kejutan Ultah ala PN Tobelo
Jeda

Pesta Kejutan Ultah ala PN Tobelo

Hanya bertemu dengan keluarga tiga atau empat bulan sekali, itupun bila uang remunerasi diterima.

Oleh:
ali
Bacaan 2 Menit
Ketua PN Tobelo Ikhwan Hendarto (baju safari) mendapat pesta kejutan ulang tahun. Foto: Ali
Ketua PN Tobelo Ikhwan Hendarto (baju safari) mendapat pesta kejutan ulang tahun. Foto: Ali

Siang itu, Gedung Pengadilan Negeri (PN) Tobelo, Maluku Utara, terlihat lengang. Sidang belum dimulai karena para pihak berperkara belum hadir. Ketua PN Tobelo Ikhwan Hendarto juga belum terlihat. Ia menjadi salah satu pejabat daerah yang menjemput Ketua DPR Marzuki Alie untuk menghadari Kongres Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) IV.

Kongres AMAN IV yang diselenggarakan pada 19-25 April 2012 memang membuat sibuk warga dan pejabat di Kabupaten Tobelo. Mereka harus menyambut peserta kongres dari masyarakat se-nusantara dan tamu-tamu penting dari Jakarta. Namun, para pejabat itu tetap berusaha menjalankan tugasnya sehari-hari seperti biasa.

Setelah menjemput Ketua DPR, Ikhwan pun hadir ke gedung. Di sela-sela acara Kongres AMAN IV, hukumonline memang berniat berbincang-bincang dengan Ketua PN Tobelo dari seputar kasus-kasus adat yang pernah ditanganinya hingga isu kesejahteraan hakim yang sedang ‘menghangat’.

Ikhwan pun dengan ramah mempersilakan hukumonline masuk ke ruang kerjanya. "Silakan, mas. Wah, saya sering baca hukumonline juga, terutama terkait isu-isu hak hakim dalam UU Kekuasaan Kehakiman yang belum juga kunjung diberikan," ujarnya ramah, Selasa (18/4).

Namun, ketika perbincangan berlangsung, wawancara harus terinterupsi. Pasalnya, belasan pegawai PN Tobelo merangsek masuk ke ruang kerja Pak Ketua. Mereka bukan ingin berdemo, melainkan membawa kue yang dihiasi lilin dan nyanyi-nyanyian selamat ulang tahun.

Ya, tanggal 18 April adalah hari istimewa, hari ulang tahun Ikhwan. Sebenarnya, Ikhwan sempat memberi aba-aba agar 'surprise' itu ditunda sementara karena ia sedang asyik berbincang dengan hukumonline. Namun, kejutan tetaplah kejutan. Tentu tak ada yang bisa menunda sebuah kejutan.

"Selamat ulang tahun! Potong kuenya sekarang juga," teriak para pegawai pengadilan yang membuat Ikhwan tak tega mengacuhkan kejutan ini.

Kue pun dipotong. Potongan kue pertama diserahkan Ikhwan kepada pegawai tertua di PN Tobelo. Mereka juga mengeluarkan kamera untuk mengabadikan momen penting itu. "Oke, kue-kuenya dibawa keluar saja, silakan dimakan bersama-sama," ujarnya kepada para pegawai.

Wawancara pun kembali diteruskan. Ikhwan mengaku selama ini tak mengganggap diri sebagai bos kepada pegawai, tetapi sebagai mitra, sehingga ia bisa dekat dengan hakim dan pegawai pengadilan. "Walaupun saya bukan orang asli sini," ujar pria asal Sumatera Utara, peranakan Jawa, Batak, dan Minang ini. 

Di hari bahagianya ini, Ikhwan memang tak sepenuhnya 'bahagia'. Pasalnya, ia harus rela terpisah dengan istri dan dua anaknya sejak ditempatkan di PN Tobelo, 2009 lalu. "Istri saya PP (Panitera Pengganti) di PN Yogyakarta," ujarnya.

Ia mengaku bisa mengunjungi istri dan anaknya setiap tiga atau empat bulan sekali. Itu pun menunggu uang remunerasi diterima. "Bolak-balik tiga atau empat bulan sekali. Kalau terkumpul uang remun (remunerasi), bisa jadi ongkos pulang pergi. Ya syukurlah," ujarnya.

Kejutan, kue, lilin dan nyanyian selamat ulang tahun tentu jadi obat kangen Ikhwan kepada keluarga. Apalagi, para pegawai pengadilan sudah rela 'patungan' untuk menyediakan kejutan tersebut.

Salah seorang juru panggil PN Tobelo mengaku kejutan yang dilakukan oleh pegawai ini adalah kejutan yang kedua hari ini. Sebelumnya, para hakim PN Tobelo juga menyiapkan kejutan kepada Ikhwan.

"Tapi, kue yang diberikan oleh pegawai ukurannya lebih besar dari yang diberikan oleh hakim," pungkasnya.

Selamat ulang tahun, Pak hakim...

Tags: