Colong Dasi, Advokat Dihukum Skorsing
Jeda

Colong Dasi, Advokat Dihukum Skorsing

Mencuri karena depresi setelah bercerai.

Oleh:
RZK
Bacaan 2 Menit
Colong Dasi, Advokat Dihukum Skorsing
Hukumonline

Advokat atau pengacara selalu identik dengan materi berlimpah karena penghasilan profesi yang satu ini memang terbilang ‘wah’. Makanya, profil seorang advokat, baik itu di kehidupan nyata ataupun dalam kisah film, seringkali digambarkan berpakaian mahal, mengendarai mobil mewah, dan tinggal di rumah yang megah. Dengan profil seperti ini, seorang advokat seharusnya tidak mungkin tidak mampu untuk membeli dasi. Apalagi, sampai harus mencuri.

Tetapi, percaya atau tidak, itulah yang terjadi pada diri Albert Zarate. Advokat asal instansi Departemen Keuangan, Amerika Serikat itu tertangkap basah mencuri dasi di sebuah pusat perbelanjaan di Virginia, Amerika Serikat.

Peristiwanya terjadi sekitar tiga tahun silam. Kala itu, Albert yang tercatat sebagai anggota asosiasi advokat di wilayah Washington DC sejak tahun 1995, kedapatan tengah hendak mencuri sekitar tujuh atau delapan buah dasi.

Modusnya, Albert membawa dasi-dasi yang dicurinya ke toilet. Lalu di toilet itu, dia melepaskan kode barang dasi tersebut. Naas, aksi Albert ketahuan oleh salah seorang pegawai toko.

Dalam putusannya, Fairfax County Circuit Court menyatakan Albert bersalah. Albert sendiri telah mengaku bersalah. Namun, komite etik asosiasi advokat setempat berpendapat perbuatan Albert sebenarnya bukan pelanggaran etika.

Berdasarkan analisa dokter kejiwaan, Albert berulah karena dia tengah mengalami depresi akibat kasus rumah tangganya yang berantakan. Atas pertimbangan itulah, komite etik merekomendasikan agar Albert cukup dijatuhi hukuman 90 hari atau tiga bulan skorsing dari praktik hukum.

“Patut dipertimbangkan bahwa yang bersangkutan (Albert) langsung mencari bantuan ahli serta langkah-langkah lainnya untuk memastikan kesehatan jiwanya mendapat perawatan yang layak,” papar komite etik dalam laporannya.

Untuk memperkuat rekomendasinya, komite etik menjamin bahwa tidak ada indikasi Albert akan mengulangi perbuatannya di kemudian hari. Lagipula, tidak lama setelah peristiwa pencurian itu, Albert langsung dipindah ke posisi yang tidak berkaitan dengan advokat.

Rekomendasi komite etik disetujui District of Columbia Court of Appeals. Panel yang terdiri dari tiga hakim sependapat dengan komite etik bahwa tindakan Albert bukan pelanggaran etik. Makanya, Panel menyatakan sepakat untuk menjatuhkan hukuman skorsing selama 90 hari.

Hukuman ini diputus pada 27 September 2012. Namun, Panel menyatakan hukuman tersebut berlaku mundur sejak bulan Desember 2010 yang artinya Albert sebenarnya sudah menjalaninya.

Membaca kisah Albert mungkin anda akan tertawa, tetapi namanya orang depresi apa saja bisa dilakukan. Mungkin bisa juga terjadi pada anda, advokat Indonesia. Makanya, jika sedang depresi, segera minta bantuan ahli kejiwaan, sebelum berujung masalah seperti kasus Albert.

Sumber:
www.abajournal.com
http://legaltimes.typepad.com
http://www.law.com

Tags: