Olahraga tidak melulu bicara soal adu otot. Terkadang emosional juga terlibat, apalagi jika menyangkut fans. Apapun bisa dilakukan oleh seorang fans. Dia akan gembira jika tim yang didukungnya menang, dan sebaliknya, dia akan sedih jika timnya kalah.
Tetapi, apa yang dilakukan Larry McGuinness lebih dari sedih. Sebagai fans berat dari tim bola basket San Antonio Spurs, Larry kecewa berat ketika timnya kalah dari Miami Heat, akhir November 2012 lalu.
Rasa kecewa itu diekspresikan Larry dengan menggugat klub kebanggaannya itu. Kebetulan, dia berprofesi sebagai pengacara. Larry menggugat lantaran ketika menghadapi Miami Heat, Gregg Popovich, sang pelatih San Antonio Spurs tidak menurunkan skuad terbaiknya. Sejumlah pemain bintang seperti Tim Duncan, Tony Parker, Manu Ginobili dan Dany Green disimpan oleh pelatih.
Larry berargumen para fans mengalami kerugian material karena mereka telah membayar tiket premium yang mahal untuk menyaksikan pertandingan besar itu. Memilih jenis gugatan class action, Larry menuding San Antonio Spurs melanggar Deceptive and Unfair Trade Act yang berlaku di negara bagian Florida.
Dalam kesempatan wawancara dengan ESPN, Larry mengatakan dirinya tidak berniat mengeruk keuntungan dari gugatan ini. Dia bahkan menyatakan berencana menyumbangkan uang yang diperoleh jika menang gugatan, kepada para korban bencana alam angin topan Sandy.
“Saya bukan pengacara yang serakah,” tegasnya. “Apapun yang saya dapat dari gugatan ini, akan saya sumbangkan untuk korban angin topan Sandy. Gugatan ini murni rasa kekecewaan saya sebagai fans.”
Mengintip berkas gugatan yang diunggah di laman www.scribd.com, Larry menulis nilai kerugian yang diderita akibat ‘ulah’ San Antonio Spurs berkisar antara AS$15 ribu hingga AS$75 ribu per individual, dan itu di luar biaya pengacara serta biaya-biaya lainnya. Larry mengklaim terdapat 16 ribu fans San Antonio Spurs yang membeli tiket premium untuk pertandingan itu.