FH President University Ajak Generasi Muda Pahami Pancasila
Rechtschool

FH President University Ajak Generasi Muda Pahami Pancasila

Melalui lomba karya tulis dan seminar yang menghadirkan guru besar ilmu hukum dan seorang pelaku media sosial.

Oleh:
M-15
Bacaan 2 Menit
Salah seorang pendiri President University Prof Ermaya Suradinata (kedua dari kiri) berpose bersama pemenang lomba karya tulis. Foto: GALUH
Salah seorang pendiri President University Prof Ermaya Suradinata (kedua dari kiri) berpose bersama pemenang lomba karya tulis. Foto: GALUH

Peringatan Hari Kelahiran Pancasila yang jatuh pada 1 Juni memang sudah lewat beberapa minggu lalu. Namun, Fakultas Hukum President University tampak tetap semangat menggelar puncak acara Lomba Karya Tulis dan Seminar Nasional dengan tema “Generasi Muda Memaknai Pancasila”, Kamis lalu (4/7) di Jakarta.

“Kita menyadari bahwa saat ini mulai kurangnya apresiasi anak muda terhadap Pancasila, sehingga kita mengajak kaum muda untuk mendalami Pancasila di era modern melalui kegiatan karya tulis dan seminar nasional,” ujar Ketua Panitia Firstly Markhaputri di sela-sela acara.

‘Untungnya’, keprihatinan Firstly tentang minimnya apresiasi anak muda terhadap Pancasila tidak sejalan dengan animo peserta. Jumlah karya tulis yang diterima panitia misalnya mencapai 106. Dari jumlah itu, lalu terpilih empat finalis terbaik yang masing-masing berasal dari Universitas Jember, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Universitas Negeri Semarang, dan Institut Teknologi Bandung.

Dalam acara seminar, Guru Besar Universitas Airlangga Prof Soetandyo memaparkan realita Pancasila di era modern saat ini. Menurut Soetandyo, Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang masih sangat abstrak sehingga sulit untuk dibawa ke dalam realita kehidupan sehari-hari. Makanya, nilai-nilai Pancasila saat ini juga tampak memudar di kalangan generasi muda.

“Untuk itulah, perlu sebuah tindakan untuk memahami nilai Pancasila khususnya bagi generasi muda,” ujarnya.

Salah satu tindakan itu, kata Soetandyo, adalah memanifestasikan Pancasila dalam produk yang dibuat oleh regulator. Dia melihat masih ada beberapa undang-undang yang mengabaikan nilai-nilai Pancasila.

Selain melalui regulasi, Soetandyo berpendapat lembaga pendidikan formal maupun informal juga menjadi sarana untuk memanifestasikan Pancasila kepada peserta didiknya. “Saya rasa lembaga pendidikan bisa dijadikan salah satu sarana,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya:
Tags: