Najmu Laila: Mengejar Phd di Usia 24 Tahun
Alumni Inspiratif

Najmu Laila: Mengejar Phd di Usia 24 Tahun

Pernah gagal, tetapi selalu percaya tidak ada sesuatu yang terjadi sia-sia

Oleh:
M-14
Bacaan 2 Menit
Najmu Laila. Foto: Istimewa
Najmu Laila. Foto: Istimewa

Nama Najmu Laila di kalangan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) sudah tak asing lagi. Perempuan yang masuk FHUI pada 2008 dan lulus 3,5 tahun kemudian ini telah mencatat berbagai prestasi. Di antaranya Mahasiswa Berprestasi Utama FHUI pada 2011, dan juara ketiga pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Universitas Indonesia pada tahun yang sama.

Tak hanya itu, Najmu yang lulus dengan predikat cumlaude kini sedang mengejar gelar master dan doktoral sekaligus di Northwestern University, Illinois, Amerika Serikat. Hebatnya, semua prestasi itu, termasuk dua gelar pendidikan prestisius yang tengah dikejar, dilakukan oleh Najmu di saat usianya ‘baru’ menginjak 24 tahun.

Najmu memperoleh beasiswa Arryman Fellowship, sebuah penyedia beasiswa dengan tujuan utama menciptakan ilmuwan Indonesia yang berkelas dunia terutama di bidang ilmu sosial, hukum, bisnis, jurnalistik dan komunikasi.

Meski memiliki prestasi gemilang, tak lantas membuat perempuan yang setelah lulus bergabung dengan kantor hukum Lubis, Santosa & Maramis itu tinggi hati. Ia menganggap ukuran sebuah prestasi itu sangat relatif dan setiap orang memiliki pandangan sendiri tentang apa itu prestasi.

“Bagi saya prestasi tidak harus selalu diasosiasikan dengan berapa perlombaan atau penghargaan yang kita menangkan, berapa konferensi internasional yang kita ikuti, atau berapa jumlah penghasilan yang kita dapatkan,” jelas Najmu kepada hukumonline.

Najmu bercerita, perjalanan yang dia lalui untuk mencapai kondisi seperti sekarang tidaklah mudah. Dia mengaku pernah menemui sejumlah kendala seperti gagal ujian masuk perguruan tinggi negeri atau ditolak berulang kali oleh penyelenggara beasiswa pendidikan.

“Saya sering mengalami kegagalan, saya pernah tidak lulus SPMB (Saringan Penerimaan Mahasiswa Baru) pada tahun 2007, sering kalah, sering ditolak pemberi beasiswa, sering tidak puas dengan hasil saya dapatkan. Tapi saya selalu percaya tidak ada sesuatu yang terjadi sia-sia,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya:
Tags: