Debat Capres Makin Memperjelas Kualitas Dua Kandidat
Berita

Debat Capres Makin Memperjelas Kualitas Dua Kandidat

Prabowo menyebut kebocoran sebagai pangkal masalah pembangunan. Menurut Jokowi, permasalahannya ada pada sistem dan kualitas manusia sehingga perlu revolusi mental.

Oleh:
YOZ/ANT
Bacaan 2 Menit
Dua Calon Presiden RI Prabowo Subianto (kanan) dan Joko Widodo (kiri) menjalani debat calon presiden yang diselenggarakan KPU, Minggu (15/6). Foto: RES
Dua Calon Presiden RI Prabowo Subianto (kanan) dan Joko Widodo (kiri) menjalani debat calon presiden yang diselenggarakan KPU, Minggu (15/6). Foto: RES
Rektor UIN Jakarta Prof Komaruddin Hidayat mengatakan debat calon presiden pada Minggu (15/6) malam semakin memperjelas perbedaan karakter dan pengetahuan serta orientasi pemikiran kedua kandidat.

"Itu bagus bagi rakyat sehingga lebih mengenal calon presiden yang akan dipilih. Dalam debat yang dinilai calon pemilih bukan hanya kepintaran menjawab pertanyaan tetapi juga sikapnya," kata Komaruddin Hidayat di Jakarta, Senin (16/6).

Menurut Komaruddin, akan lebih baik bila kedua kandidat membuat pernyataan dan imbauan bersama agar para pendukung menghindari kampanye hitam yang akan mencederai demokrasi.

Dengan pernyataan dan imbauan bersama itu, diharapkan akan tercipta kampanye yang bersih dan bermartabat serta menghasilkan pemilu presiden yang adil.

"Tunjukkan sikap sebagai negarawan yang lebih cinta kepada rakyat dan negara ketimbang pada partai politik dan obsesi untuk menang dengan berbagai cara yang tidak etis," tuturnya.

Komaruddin mengatakan, dalam debat tersebut ada beberapa kata kunci yang menarik untuk dicermati dan dianalisis. "Prabowo berulang kali menyebut kebocoran sebagai salah satu pangkal masalah pembangunan. Sedangkan Jokowi menyebut permasalahannya ada pada sistem dan kualitas manusia sehingga perlu revolusi mental," katanya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Franky Sibarani, menilai visi ekonomi Jokowi lebih membumi dibandingkan Prabowo.  Penilaian ini disampaikan Franky menanggapi debat calon presiden kedua yang berlangsung Minggu (15/6), di Jakarta.

Menurutnya, apa yang disampaikan Jokowi terasa mengena karena didukung oleh pengalaman dan praktik selama menjabat sebagai Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. 

"Pak Jokowi telah bekerja sehingga masyarakat dapat menilai dari jejak yang sudah ditorehkan di Solo dan Jakarta. Apa yang disampaikan dalam debat hanya semacam pengingat bagi masyarakat.  Itulah mengapa visi ekonomi Jokowi lebih membumi." imbuh Franky.

Dia menambahkan kalangan pengusaha lebih mudah memprediksi kebijakan ekonomi Jokowi menilik caranya memerintah Solo dan Jakarta. Franky optimis problem industri nasional selama ini akan teratasi jika Jokowi menjadi Presiden nanti. Problem tersebut mulai dari ketersediaan energi, ekonomi biaya tinggi hingga pembenahan infrastruktur.  

"Permasalahan di atas akan teratasi melalui penciptaan pemerintahan bersih dan transparan yang menjadi bagian komitmen Jokowi. Saya kira program tersebut ditambah pengembangan kawasan industri menjadi landasan peningkatan daya saing industri nasional" jelas Franky.

Hal lain yang menjadi perhatian Franky adalah rekam jejak Jokowi dalam bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Hal ini cukup penting karena sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat menjadi penyangga ekonomi Indonesia ke depan.

"Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif kontribusi nya semakin besar dari tahun ke tahun. Jokowi berhasil meningkatkan PAD Solo dan Jakarta melalui sektor parekraf." pungkasnya.
Tags:

Berita Terkait