Ini Hikmah Puasa Bagi Advokat
After Office

Ini Hikmah Puasa Bagi Advokat

Saatnya mengasah kejujuran dan integritas.

Oleh:
CR-16
Bacaan 2 Menit
Suasana kegiatan profesi advokat. Foto: RES (Ilustrasi)
Suasana kegiatan profesi advokat. Foto: RES (Ilustrasi)

Bulan Ramadhan telah tiba, saatnya seluruh pemeluk agama Islam menjalankan ibadah puasa. Para ulama selalu menekankan bahwa hakikat dari puasa bukanlah sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga bagaimana setiap muslim menempa diri selama Ramadhan untuk menjadi individu yang lebih baik. Kalangan advokat juga dapat mengambil hikmah dari ibadah puasa.

Partner pada Lubis Ganie Surowidjojo, Abdul Haris Muhammad Rum mengatakan momen puasa adalah kesempatan bagi advokat untuk mengasah kejujuran dan integritas mereka. Puasa, kata dia, mengajarkan kepada manusia untuk kembali menjadi sosok yang berintegritas, sabar, jujur, amanah dan bekerja keras.

“Karena puasa adalah salah satu ibadah yang mengajarkan kejujuran, siapa yang tahu kita puasa atau tidak puasa, sedangkan lawyer itukan sangat terkait dengan masalah kejujuran dan kepercayaan," ujar Haris di sela-sela acara peringatan ulang tahun Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, Selasa (1/7).

Haris meyakini nilai-nilai yang terkandung dalam puasa, salah satunya kejujuran, dapat menjadikan seorang advokat berintegritas jika diterapkan dalam lingkup profesi. Selain kejujuran, latihan menahan hawa nafsu selama bulan puasa, juga dapat menciptakan advokat yang berintegritas.

“Lawyer kan membela kepentingan klien, kalau dia tidak mengendalikan diri, dia akan melakukan segala cara untuk kepentingan klien dari cara-cara paling ekstrem sampai cara yang tidak terlalu keliatan, tapi intinya menghalalkan berbagai cara untuk kepentingan klien,” paparnya.

Pakar dari Pusat Studi al Quran, Ali Nurdin mengatakan advokat dapat mengambil manfaat dari puasa selama ibadah tersebut tidak dipandang sebagai suatu ritual biasa. Menurut Ali, advokat harus memahami pesan moral dari ibadah puasa yakni kejujuran. Jika pesan moral ini benar-benar dipahami, Ali yakin advokat yang menjalankan puasa dengan baik akan menjadi advokat yang jujur.

Puasa, kata Ali, mengajarkan kejujuran karena ibadah puasa adalah ibadah yang tidak terlihat. Orang-orang tidak tahu apakah kita sedang puasa atau tidak. Berbeda dengan sholat, ketika orang sholat maka yang lain dapat melihat langsung.

“Orang yang mengaku puasa misalnya dia masuk kamar makan terus keluar pura-pura masih puasa kan orang tidak tahu, tetapi orang yang dewasa pasti nggak mau melakukan itu karena Tuhan tahu,” ujar Ali.

Tags:

Berita Terkait