Rekayasa Foto Diri dengan Seleb, Pengacara Terancam Sanksi
Jeda

Rekayasa Foto Diri dengan Seleb, Pengacara Terancam Sanksi

Dianggap melakukan penipuan iklan.

Oleh:
RZK
Bacaan 2 Menit
Foto: http://californiacivillawyer.com (capture)
Foto: http://californiacivillawyer.com (capture)
Teknologi memang bak dua sisi mata uang. Selain sisi positif berupa manfaat yang sudah banyak kita nikmati, teknologi juga bisa membawa petaka. Svitlana Sangari, seorang pengacara di California, Amerika Selatan merasakan sendiri petaka itu. Gara-gara menyalahgunakan teknologi, dia diproses dewan etik dan terancam sanksi disiplin.

Penyalahgunaan yang dilakukan Svitlana adalah merekayasa foto dirinya seolah-olah sedang berpose dengan sejumlah tokoh publik. Sebagaimana dikutip dari laman www.abajournal.com, tokoh publik yang ditampilkan dalam foto rekayasa Svitlana antara lain Barrack Obama, Bill Clinton, Hillary Clinton, George Clooney, Donald Trump, Arnold Schwarzenegger, Morgan Freeman and Paris Hilton.

Foto-foto itu awalnya ditampilkan pada situs internet milik Svitlana. Tetapi, diduga sejak proses etik dimulai, foto-foto Svitlana dengan sejumlah tokoh publik itu sudah terhapus. Untungnya, halaman yang menampilkan foto-foto rekayasa Svitlana masih sempat tersimpan.

Akibat ulahnya, Svitlana kemudian dilaporkan State Bar, organisasi profesi setempat, ke California Bar Court, serupa dengan dewan kehormatan profesi advokat. Proses etik dimulai November 2013, California Bar Court  ‘mendakwa’ Svitlana melakukan iklan palsu yang melanggar ketentuan Rules of Professional Conduct. California Bar Court menilai Svitlana tidak kooperatif selama proses etik berlangsung.

Atas dakwaan California Bar Court , pada Januari 2014, Svitlana memberi tanggapan yang menurut California Bar Court  tidak relevan. Svitlana, misalnya malah bercerita tentang aktris Natalie Portman, surat Barrack Obama, dan kisah Svitlana yang berstatus imigran datang ke Amerika Serikat untuk mengejar mimpi.

“Foto-foto tersebut dapat dipandang sebagai bagian dari iklan yang diarahkan oleh Teradu (Svitlana, red) untuk disebarkan ke publik melalui website, dan foto-foto tersebut palsu, menipu, dan dimaksudkan untuk menyesatkan publik,” demikian bunyi pertimbangan California Bar Court.

Kasus yang menjerat Svitlana sebenarnya bukan hanya soal foto rekayasa. State Bar juga melaporkan Svitlana terkait laporan mantan klien-klienya. Salah satu klien itu adalah Armando Soto.

Svitlana dituduh menolak menyerahkan berkas-berkas kasus kepada pengacara baru yang ditunjuk Armando. Setelah Armando mengadu ke State Bar, Svitlana memang mau menyerahkan beberapa berkas, tetapi tidak semua berkas yang diserahkan.

Setelah melalui proses etik hampir setahun lamanya, California Bar Court mengeluarkan putusan pada 11 September 2014 yang isinya merekomendasikan hukuman skorsing dua tahun dengan masa percobaan tiga tahun. California Bar Court  merekomendasikan Svitlana menjalani hukuman skorsing enam bulan pertama dengan kewajiban melapor secara periodik.

Selain itu, California Bar Court  juga merekomendasikan agar Svitlana diperintahkan untuk mengikuti ujian tentang pertanggungjawaban profesi.

Sumber: www.abajournal.com
Tags:

Berita Terkait