Anak SD Belajar Jadi Penyidik KPK
Hari Antikorupsi Internasional

Anak SD Belajar Jadi Penyidik KPK

Meskipun tidak tahu apa itu penyidik, belasan anak SD antusias mengikuti program Penyidik Cilik.

Oleh:
RZK
Bacaan 2 Menit
Salah satu kelompok yang mengikuti program Penyidik Cilik dalam Festival Antikorupsi 2014, Rabu (10/12). Foto: RZK
Salah satu kelompok yang mengikuti program Penyidik Cilik dalam Festival Antikorupsi 2014, Rabu (10/12). Foto: RZK
Di tengah riuhnya acara Festival Antikorupsi 2014 yang digelar di Grha Sabha Pramana, Kampus Universitas Gadjah Mada, tampak segerombolan orang hilir mudik. Mereka berseragam rompi dengan tulisan di punggung belakang “Penyidik KPK”. Tangan mereka mengenakan sarung tangan warna putih.

Mereka berbaris rapih, lalu menyebar ke sudut-sudut ruangan seperti mencari sesuatu. Ada penangkapan atau penggeledahan koruptorkah? Bukan. Ternyata mereka adalah sekumpulan anak SD yang tengah mengikuti program Penyidik Cilik yang merupakan bagian dari rangkaian acara Festival Antikorupsi 2014.

“Tujuan acara ini untuk memperkenalkan KPK kepada anak-anak sekaligus menanamkan nilai-nilai antikorupsi kepada mereka,” papar Handayani, Direktorat Pendidikan Masyarakat KPK, ditemui hukumonline di acara Festival Antikorupsi 2014, Rabu (10/12).

Dijelaskan Handayani, program Penyidik KPK kali ini melibatkan sejumlah sekolah dasar (SD) di empat kabupaten yang ada di wilayah Yogyakarta. Anak-anak SD itu diperkenalkan tentang KPK dan tugas penyidik dengan metode permainan.

Dalam permainan itu, para peserta dibagi dalam kelompok berjumlah sembilan orang. Lalu, masing-masing kelompok diberi tugas untuk mencari harta koruptor berupa uang atau perhiasan yang sengaja disembunyikan panitia di lokasi-lokasi tertentu di sekitar tempat penyelenggaraan Festival Antikorupsi 2014.

Saat mencari harta koruptor itu, setiap kelompok harus melewati pos-pos yang diijaga panitia. Di setiap pos, panitia akan mengajukan tiga pertanyaan tentang nilai-nilai antikorupsi yang harus dijawab oleh masing-masing kelompok.

“Pemenangnya adalah kelompok yang paling cepat menemukan harta koruptor dan paling jago menjawab pertanyaan tentang nilai-nilai antikorupsi,” kata Handayani.

Berdasarkan pantauan hukumonline, belasan anak SD yang mengikuti program Penyidik Cilik tampak antusias. Sebagian dari mereka tanpa malu-malu bertanya kepada panitia jika ada yang tidak jelas. Saat mencari harta koruptor, mereka begitu kompak bahu-membahu sesama anggota kelompok. Jalannya program semakin ceria dengan adanya lomba yel-yel antar kelompok.

“Anak Indonesia, berani jujur hebat!!” begitu bunyi yel penyemangat yang diajarkan panitia dari KPK.

Ditemui hukumonline, Cika Anandita Noviana Permata Bunda mengaku senang bisa terlibat dalam program Penyidik Cilik. Menurut siswa SD Klitren kelas 3 ini, KPK hebat karena berani menangkap koruptor. Cika pun mengaku berhasrat menjadi penyidik KPK jika sudah besar nanti.

“Rompinya keren!” ujar Cika polos.

Rekan satu sekolah Cika, Rezal Putra juga mengaku senang bisa terlibat dalam program Penyidik Cilik. Lucunya, Rezal yang sudah berseragam lengkap bak penyidik KPK betulan kebingungan ketika ditanya hukumonline, “apa itu penyidik?”

“Wah nggak tahu,” kata Rezal enteng.

Ekspresi bingung juga tampak di wajah Rezal ketika ditanya, “Kenapa pakai sarung tangan?” Meskipun bingung, kali ini Rezal punya jawabannya.

“Supaya tangannya tidak kotor,” ujarnya dengan mimik serius.   
Tags:

Berita Terkait