Investigasi Kotak Hitam AirAsia QZ8501 Libatkan Empat Negara
Berita

Investigasi Kotak Hitam AirAsia QZ8501 Libatkan Empat Negara

Di antaranya negara yang mendesain pesawat, negara asal manufaktur, yang teregister, operatornya, negara terjadinya kecelakaan, dan negara yang ada korban.

Oleh:
ANT
Bacaan 2 Menit
Blackbox pesawat AirAsia QZ8501 saat diangkut oleh petugas KNKT di Jakarta, Senin (12/1). Foto: RES
Blackbox pesawat AirAsia QZ8501 saat diangkut oleh petugas KNKT di Jakarta, Senin (12/1). Foto: RES

Kotak hitam (black box) pesawat AirAsia QZ8501 yang berisi Flight Data Recorder (FDR) akhirnya berhasil ditemukan oleh tim penyelam TNI Angkatan Laut, Senin (12/1) sekitar pukul 07.11 WIB. Setelah kotak hitam ditemukan, maka Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) akan segera melakukan investigasi.

Ketua KNKT, Tatang Kurniadi mengatakan ada empat negara yang terlibat dalam pencarian hingga investigasi kotak hitam, di antaranya negara yang mendesain pesawat, negara asal manufaktur, yang teregister, operatornya, negara terjadinya kecelakaan, dan negara yang ada korban.

Namun, Tatang menegaskan bahwa butuh waktu lama untuk dapat membaca dan menganalisa isi kotak hitam sehingga dapat diketahui pasti penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.

"Saat ini sudah bisa dibuktikan bahwa salah satu kelengkapan pesawat yang dicari (Flight Data Recorder/FDR) sudah ditemukan dan segera dibawa ke Jakarta," kata Tatang di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (Kalteng), Senin (12/1).

Menurut dia, sebenarnya hanya butuh waktu dua hingga tiga hari untuk mengunduh isi FDR. Namun, proses membaca isi FDR tersebut akan lama karena harus mengumpulkan investigator dari beberapa negara yang berkaitan dengan pesawat dan korban, serta menganalisis satu per satu data.

Tatang menjelaskan, pembukaan FDR harus dihadiri sejumlah saksi antara lain perwakilan resmi (accredited representative) dari Airbus, perwakilan Singapura, dan negara lain yang terkait dengan pesawat dan korban.

"Serta kemungkinan menghadirkan jajaran dari Mabes TNI dan Kementerian Perhubungan untuk meyakinkan bahwa barang ini betul dibuka di sana, hasilnya baik atau tidak bisa disaksikan bersama," ujar Tatang.

Sementara, Kepala Basarnas, Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo mengatakan setelah penemuan kotak hitam berisi FDR, tim masih mencari bagian kotak hitam lain yang disebut Cockpit Voice Recorder (CVR). Selain itu, pencarian korban juga terus dilakukan.

"Yang masih diupayakan dicari yaitu Cockpit Voice Recorder, dan tentu saja korban pesawat AirAsia QZ8501," katanya.

Direktur Operasional Basarnas, Marsekal Pertama SB Supriyadi mengatakan pencarian korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 tetap dilakukan di lima sektor yang telah ditetapkan.

"Pencarian korbannya tetap dilakukan, sektor pencarian tetap sama (lima sektor)," kata Supriyadi di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Senin.

Meski akan semakin sulit namun, menurut dia, sangat dimungkinkan tim SAR gabungan dapat menemukan lagi jenazah dari korban pesawat Airbus 320-200 milik maskapai Air Asia yang jatuh di selatan perairan Teluk Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantam Tengah, Minggu (28/12).

Sebelumnya Kepala Basarnas FH Bambang Soelistyo mengatakan tim SAR gabungan Badan SAR belum menemukan lagi jenazah dari korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 pada Minggu (11/1), sehingga total penemuan jenazah masih 48 korban hingga pencarian hari ke-15.

Tags:

Berita Terkait