Koordinator SMASH Heru Purwoko mengatakan bahwa pria yang kini menjabat sebagai Irwasum Mabes Polri ini merupakan sosok jenderal yang low profile, sudah matang, dapat diterima semua kalangan dan yang terpenting adalah jenderal bersih.
“Tidak masuk namanya dalam kepemilikan rekening gendut atau pun transaksi yang mencurigakan. Itu bisa ditelurusi ke KPK maupun PPATK,” sebutnya sebagaimana siaran pers yang diterima Hukumonline.com, Rabu (14/1).
Heru bahkan sangat yakin bila Jokowi mengajukan Komjen Pol Dwi Priyatno ke DPR maka seluruh fraksi di DPR akan kompak mendukung dan masyarakat pun akan menerimanya.
Lebih lanjut, Heru mengatakan kesalahan pengajuan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri telah mencoreng wajah pemerintah yang belum genap 100 hari. “Kesalahan dalam menunjuk nama calon Kapolri jangan sampai lagi terulang, bila sampai terulang kembali dipastikan sudah tidak ada lagi kepercayaan masyarakat terhadap Presiden Jokowi,” tegasnya.
Heru mengatakan Presiden Jokowi seharusnya tidak hanya mengajukan calon didasari faktor kenal dekat.
Berikut adalah profile singkat Komjen Pol Drs. Dwi Priyatno sebagaimana dipaparkan oleh SMASH:
Setelah lulus dari Akpol pada 1982, Komjend Pol Drs. Dwi Priyatno mengawali karier di kepolisian sebagai Kapolsektif Jatibarang, Indramayu, Jabar. Kemudian ia menduduki berbagai posisi di wilayah hukum Jawa Timur. Sempat menjadi Sesdit Lantas Polda Kalteng, Priyatno diberi mandat untuk menjadi Atase kepolisian KBRI Malaysia.
Selanjutnya, Dwi kembali ke Indonesia menjadi Dir Lantas Polda Kalbar, dan jabatan-jabatan di Mabes Polri hingga 2013. Ia menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya mulai 18 Maret 2014. Ia menjadi suksesor Irjen Pol Putut Eko Bayuseno yang ditarik Kapolri Jenderal Sutarman ke posisi barunya sebagai Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan Mabes Polri.
Sebelum menjabat Kapolda Metro Jaya, Komjen ( Pol) Dwi Priyatno merupakan Kapolda Jawa Tengah. bertugas sejak 12 Juni 2013-18 Maret 2014. Selain itu, Dwi juga pernah dua kali ditugaskan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).