‘Aksi Berdarah’ dan Batu Akik di Munas PERADI
Munas II PERADI

‘Aksi Berdarah’ dan Batu Akik di Munas PERADI

Hiburan di tengah Munas yang memanas.

Oleh:
RZK
Bacaan 2 Menit
Kios bekam di acara Munas II PERADI, Makassar. Foto: RZK
Kios bekam di acara Munas II PERADI, Makassar. Foto: RZK
Ada ‘aksi berdarah’ di perhelatan Musyawarah Nasional II Perhimpunan Advokat Indonesia (Munas PERADI) di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis-Jumat (26-27/3) pekan lalu. Tunggu dulu, jangan berpikir yang macam-macam. Munas II PERADI memang sempat ricuh beberapa kali, namun ‘aksi berdarah’ ini tidak ada kaitannya dengan kericuhan tersebut.

Secara harfiah, darahnya memang ada. Asli! bukan darah tiruan. Darah itu keluar dari tubuh beberapa peserta Munas. Tidak banyak memang, mungkin sekira belasan tubuh dari ratusan peserta Munas yang memadati Ballroom, Hotel Grand Clarion, tempat berlangsung acara.

Tetapi, sekali lagi, darah itu keluar bukan karena adu jotos atau bentrokan antar advokat PERADI. Pelakunya adalah Pak Nurdin, seorang ahli bekam. Menempati salah satu sudut di lantai dua Hotel Grand Clarion dekat ballroom, Pak Nurdin membuka jasa bekam. Konsumen yang disasar tentunya adalah para advokat PERADI yang datang untuk menghadiri Munas.

Kios Pak Nurdin tampak sangat sederhana. Bermodalkan pipa-pipa yang disambung, Pak Nurdin berhasil membuat semacam etalase bertingkat dua. Tingkat pertama dan kedua, digunakan Pak Nurdin untuk meletakkan ragam peralatan bekam seperti pipa, jarum, tanduk, dan minyak atau air.

Dalam posisi vertikal menempel pada etalase itu, tampak pula sebuah poster berisi 12 macam gambar tentang metode bekam yakni bekam api dan tanduk serta ragam penyakit yang dapat disembuhkan dengan metode bekam seperti stroke, jantung koroner, darah mati, dan asam urat.

Walaupun tidak membludak, kios bekam Pak Nurdin relatif diminati para advokat peserta Munas. Berdasarkan pantauan hukumonline di lokasi, advokat peserta Munas biasanya mendatangi kios bekam itu ketika rehat Munas. Di saat menjalani pengobatan bekam, advokat peserta Munas tanpa sungkan membuka bajunya sehingga telanjang dada, meskipun kios bekamnya terbuka.

Di kala membekam konsumen, Pak Nurdin menyempatkan untuk menjelaskan manfaat bekam bagi kesehatan dan penyakit-penyakit apa saja yang dapat diobati dengan metode bekam.

Di pelataran Ballroom tempat berlangsungnya Munas II PERADI, yang mengais rezeki tidak hanya Pak Nurdin dengan kios bekamnya. Pantauan hukumonline, beberapa pedagang juga tampak menjajakan barang seperti batu akik, perhiasan dan aksekoris, kaos, batik, dan jas bertuliskan PERADI.

Sejalan dengan tren yang berkembang saat ini, hukumonline melihat jumlah pedagang batu akik dalam Munas II PERADI cukup banyak. Ada sekitar lima meja yang menjual batu akik. Animo peserta Munas yang berkunjung ke meja penjual pun lumayan banyak. Tren batu akik sepertinya memang tengah 'membahana' di kalangan advokat. Bahkan, ada komunitas advokat penggemar batu akik

Tidak semuanya memang berakhir dengan transaksi jual beli batu akik. Terkadang, mereka hanya melihat-lihat atau membandingkan batu akik yang melingkar di jari mereka dengan batu akik yang dipamerkan di etalase.

Di tengah suasana yang kerap kali memanas, keberadaan kios bekam dan pameran batu akik atau barang-barang lain seolah-olah menjadi hiburan bagi peserta Munas II PERADI. Seorang advokat yang sempat berbincang dengan hukumonline bahkan berkelakar, “Mungkin para caketum harus dibekam supaya darah kotor mereka keluar, dengan begitu mereka tak ada niat atau pikiran macam-macam.”


Tags:

Berita Terkait