Masker Run, Gerakan Indonesia Berintegritas Prakarsa Para Pengusaha
Advertorial

Masker Run, Gerakan Indonesia Berintegritas Prakarsa Para Pengusaha

Nama Masker Run dipilih terinspirasi dari kehidupan suku dayak atau suku-suku di Benua Afrika, dimana mereka biasanya mencoreng wajah sebelum berperang

Oleh:
RIA
Bacaan 2 Menit
Poster acara Masker Run. Foto: http://maskerrun.com
Poster acara Masker Run. Foto: http://maskerrun.com
Ada banyak cara untuk menggaungkan sebuah gerakan positif. Komunitas Pengusaha Anti Suap (KUPAS) memilih lomba lari sebagai medium untuk menyebarkan Gerakan Indonesia Berintegritas. Akhir pekan ini, Minggu 26 April 2015, KUPAS yang merupakan salah satu kelompok kerja di bawah Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia akan menggelar Masker Run.

Sebagaimana dijelaskan dalam situs resminya, http://maskerrun.com, Masker Run adalah ajang lomba lari yang bertujuan untuk mengungkapkan atau menyatakan ekspresi diri terhadap pesan sosial di masyarakat melalui kreativitas, kebahagiaan dan kebersamaan.

Hanya mempertandingkan satu kategori yakni 5 km, Masker Run akan menjadi ajang lomba lari yang unik. Nantinya, para peserta akan melukis wajah mereka sebagai bentuk ekspresi juga semangat terhadap perjuangan memerangi kejahatan korupsi di Indonesia. Para pelari adalah penyebar pesan “Wajah Baru Indonesia Tanpa Korupsi”.

“Sebenarnya banyak sekali cara yang bisa kita lakukan. Hanya kalau sekarang mungkin banyaknya itu olahraga lari ya kan? Itu memang tampaknya yang sedang hits,” tutur Direktur Eksekutif KUPAS Susi Rai Azizi menjelaskan alasan kenapa KUPAS memilih lomba lari.

Soal pemilihan nama Masker Run, Susi mengatakan nama itu dipilih terinspirasi dari kehidupan suku dayak atau suku-suku di Benua Afrika, dimana mereka biasanya mencoreng wajah sebelum berperang. “Kalau kita melihat sejarah masa lampau, itu ada mereka pakai topeng,” ujarnya.

Ketua KUPAS sekaligus Ketua Panitia Masker Run, Rakhmat Junaidi mengatakan dalam Masker Run, semua peserta bebas untuk melukis wajah mereka dengan cat yang aman. Panitia, kata Rakhmat, tidak akan membatasi ruang ekspresi dan kreativitas para peserta ketika melukis wajah mereka.

“Kita ingin menunjukan semangat dari peserta kita nanti untuk membangun integritas dia. Kemudian juga jadi pembeda dengan yang lain,” kata Rakhmat. “Ada yang mau bikin gambarnya tikus silakan. Mau gambarnya tengkorak? Ya silakan.”

Menurut Rakhmat, Masker Run awalnya dicanangkan bertepatan dengan peringatan Hari Antikorupsi tahun 2014. Namun begitu, lanjut dia, Masker Run tidak hanya akan fokus pada isu pemberantasan korupsi.

“Korupsi itu satu hal. Tapi kalau kita bisa membangun integritas lebih baik, baik untuk generasi muda kita, atau untuk generasi sekarang lah ya kita bilang, kita nggak usah khawatir lagi masalah suap, nggak usah khawatir masalah korupsi. Semua akan hilang dengan sendirinya, karena orang-orang ini punya integritas yang bagus,” tegasnya.

Rakhmat menargetkan jumlah partisipan Masker Run mencapai 2000 pelari. Sejauh ini, sudah lebih dari setengah dari jumlah yang ditargetkan telah mendaftarkan diri untuk berpartisipasi dalam Masker Run.

Dikatakan Rakhmat, Masker Run dicanangkan untuk menjadi ajang tahunan yang rutin digelar. Akhir tahun 2015 nanti, menurut Rakhmat, KUPAS bahkan berencana menggelar ajang serupa bekerja sama dengan KPK dalam rangka peringatan Hari Anti Kopusi. “Tahun ini sebenarnya KPK malah minta setelah acara kita bulan ini, di akhir tahun, setelah acara hari anti korupsi sedunia, kita adakan lagi,” ungkapnya.
Tags:

Berita Terkait