FH Unand Buka Mata Kuliah Kajian Samudera Hindia
Berita

FH Unand Buka Mata Kuliah Kajian Samudera Hindia

Materi perkuliahan akan lebih terfokus pada aturan dalam pemanfaatan sumber daya di sekitar Samudera Hindia.

Oleh:
ANT
Bacaan 2 Menit
Foto: fhuk.unand.ac.id
Foto: fhuk.unand.ac.id

Fakultas Hukum Universitas Andalas (Unand) Padang membuka mata kuliah Kajian Strategis Samudera Hindia guna mendukung pelaksanaan "Indian Ocean Rim Association (IORA)" di Sumbar tahun ini.

"Kuliah ini baru dibuka pada semester ganjil mendatang dan terbuka untuk seluruh mahasiswa Unand yang tertarik dengan IORA dan persoalan Kemaritiman di Samudera Hindia," kata salah seorang dosen Fakultas Hukum Unand, Ferdi, di Padang, Senin (11/5).

Dia menyebutkan dalam perkuliahan nantinya mahasiswa akan diajak untuk membahas segala persoalan bidang kelautan dan perikanan yang terjadi di Samudera Hindia.

Mulai dari segi pariwisata, sumber daya hayati seperti Terumbu Karang, Jenis Ikan, Penyu hingga persoalan sosial nelayan dan pelaut lainnya, katanya.

Disamping itu juga, lanjutnya, membahas persoalan terkait batas keamanan negara yang memiliki kepentingan di sekitar Samudera Hindia. Termasuk juga persoalan potensi bencana yang akan dapat saja terjadi serta kemungkinan penanggulangannya, imbuhnya.

"Karena yang membuka fakultas Hukum, materi perkuliahan akan lebih terfokus pada aturan dalam pemanfaatan sumber daya di sekitar Samudera Hindia," katanya.

Beberapa sektor yang menjadi fokus perkuliahan ini, kata dia, adalah seperti sejarah, penentuan batas-batas negara, tindakan pelanggaran yang dilakukan suatu negara hingga sanksi yang diberikan.

Keseluruhan materi kuliah sejalan dengan berbagai program yang dibahas dalam IORA, ucapnya. "Selain dalam bentuk perkuliahan, fakultas hukum juga memiliki pusat studi yang membahas kajian di Samudera Hindia ini," imbuhnya.

Pusat Studi ini nantinya akan bermanfaat sebagai grup diskusi sekaligus sarana untuk menentukan arah riset tentang Samudera Hindia tersebut. “Grup ini nantinya juga bermanfaat sebagai perumus solusi dari permasalahan IORA,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Rektor II Unand, Herri mengatakan, bahwa selain membentuk grup diskusi dan pusat studi, Unand juga akan merintis terciptanya program studi Perikanan dan Kelautan.

Momen adanya IORA di Indonesia dapat dijadikan kesempatan oleh Unand untuk mulai membuka peluang bekerja sama dengan beberapa instansi yang bergerak di bidang terkait.

Dengan begitu, kata Herri, nantinya akan terjadi sinergitas antara kepentingan Unand dengan instansi tersebut. “Mengingat saat ini Unand telah memiliki sumber daya manusia yang handal dalam bidang tersebut,” ucapnya.

Tags:

Berita Terkait