Fauzie: APSI Harus Bertanggung Jawab atas Hidup PERADI
Berita

Fauzie: APSI Harus Bertanggung Jawab atas Hidup PERADI

Kursi dewan pembina DPN PERADI sudah selayaknya diberikan kepada advokat-advokat dari APSI.

Oleh:
Ali
Bacaan 2 Menit
Ketua Bidang Pendidikan dan PKPA DPN PERADI Fauzie Yusuf Hasibuan saat menyampaikan sambutan dalam pelantikan pengurus APSI di Jakarta, Jumat (5/6). Foto: RES.
Ketua Bidang Pendidikan dan PKPA DPN PERADI Fauzie Yusuf Hasibuan saat menyampaikan sambutan dalam pelantikan pengurus APSI di Jakarta, Jumat (5/6). Foto: RES.

Ketua Bidang Pendidikan dan PKPA Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (DPN PERADI) Fauzie Yusuf Hasibuan mengatakan bahwa Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI) harus ikut bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup PERADI.

Hal ini disampaikan oleh Fauzie ketika memberikan sambutan dalam pelantikan pengurus dan rapat kerja nasional (rakernas) APSI di Jakarta, Jumat (5/6). Fauzie tampil menggantikan Ketua Umum DPN PERADI Otto Hasibuan yang berhalangan hadir karena sedang menyiapkan pernikahan anaknya.

Fauzie mengatakan sebagai salah satu organisasi pendiri PERADI dan secara legitimasi disebut dalam Undang-Undang Advokat, APSI harus ikut memikirkan kondisi PERADI ke depan. “Dia yang mendirikan PERADI yang saat ini Ketuanya DR Otto Hasibuan,” ujarnya.

“Karena dia yang mendirikan PERADI, dia harus bertanggung jawab atas kelangsungan hidup PERADI,” tuturnya.

Apalagi, lanjut Fauzie, ke depan akan diselenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) lanjutan PERADI di Pekanbaru. Fauzie yang akan bertarung memperebutkan kursi ketua umum menilai sudah selayaknya APSI diberi peran yang besar di Dewan Pembina PERADI.

“Nama Saya disebut-sebut di antara banyak calon. Ini bukan kampanye, tetapi di Dewan Pembina PERADI kelak harus masuk nama-nama advokat dari APSI,” ujarnya seraya disambut tepuk tangan oleh para anggota APSI.

Fauzie memaparkan bahwa semua advokat tentunya sudah memahami masalah dunia per-advokatan saat ini. Ia mengatakan masalah dimulai sejak Munas PERADI di Makassar beberapa waktu lalu yang harus ditunda karena adanya “nafsu birahi” berkuasa yang tinggi dari sekelompok orang.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait