Sekolah Tinggi Hukum Ini Siap Mencetak SH yang Anti Suap
Rechtschool

Sekolah Tinggi Hukum Ini Siap Mencetak SH yang Anti Suap

Mendobrak cara pengajaran di fakultas hukum yang hanya mengandalkan hapalan.

Oleh:
Ali
Bacaan 2 Menit
Bivitri Susanti (Kiri, berbaju merah) dan Ahmad Fikri Assegaf (Kanan, berbatik lengan panjang) dalam diskusi IJSL di Jakarta, Rabu (24/6). Foto: RES.
Bivitri Susanti (Kiri, berbaju merah) dan Ahmad Fikri Assegaf (Kanan, berbatik lengan panjang) dalam diskusi IJSL di Jakarta, Rabu (24/6). Foto: RES.

[Versi Bahasa Inggris]

Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera atau Indonesia Jentera School of Law (IJSL) siap untuk mencetak para sarjana-sarjana hukum yang berintegritas dan anti suap. Demikian disampaikan staf pengajar IJSL Bivitri Susanti.

“Kami punya cita-cita yang tinggi, yakni mencetak sarjana hukum yang memiliki karakter dan berintegritas,” ujarnya dalam diskusi sekaligus launching penerimaan mahasiswa baru IJSL di Jakarta, Rabu (24/6).

Bivitri menjelaskan carut-marut dunia hukum di Indonesia saat ini tak lepas dari para sarjana hukum yang tidak memiliki integritas. Sebagian besar sarjana hukum yang menjadi lawyer, lanjutnya, dianggap sebagai lawyer yang hebat apabila bisa memenangkan perkara, tak peduli apakah kemenangannya di pengadilan dengan cara suap menyuap.

“Itu semua lahir dari kekacauan para sarjana hukum di Indonesia,” kritik mantan Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) ini.

Lebih lanjut, Bivitri mengatakan setelah melihat masalah tersebut dan pentingnya sarjana hukum yang berintegritas, maka sejumlah praktisi maupun akademisi yang concern di bidang reformasi hukum dan peradilan sepakat mendirikan IJSL. “Cita-cita kami, apapun nanti profesinya, apakah bekerja di law firm, NGO, akademisi, atau hakim, lulusan IJSL harus punya integritas,” ujarnya.

Lalu, metode apa yang akan dipakai oleh IJSL untuk menciptakan lulusan sekolah hukum yang berintegritas?

Pertama, Bivitri menjelaskan, nilai-nilai untuk tidak menyuap dan disuap akan terus diberikan di setiap mata kuliah. Ia memastikan bahwa seluruh dosen di IJSL akan memiliki standar yang sama. “Ketika memberikan kuliah, mereka akan memasukan nilai-nilai anti korupsi, misalnya tidak asal menang di pengadilan dan sebagainya,” ujar Bivitri.

Tags:

Berita Terkait