Ini Keluhan Konsumen Bandara Jelang Lebaran
Utama

Ini Keluhan Konsumen Bandara Jelang Lebaran

Indonesia masih berkutat pada isu keselamatan penerbangan. Perbaikan layanan terus dilakukan.

Oleh:
FITRI N. HERIANI
Bacaan 2 Menit
Suasana Bandara Soekarno Hatta. Foto: SGP
Suasana Bandara Soekarno Hatta. Foto: SGP
Menjelang Lebaran menjadi salah satu musim puncak penggunaan jasa penerbangan dan bandara.  Bandar udara di kota-kota besar akan dipenuhi penumpang dan pengantar. Pada saat itu pula acapkali layanan konsumen potensial terabaikan. Data terbaru yang dilansir Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memperlihatkan keluhan konsumen atas layanan  bandara.

Tercatat ada 245 laporan konsumen mengenai layanan bandara ke YLKI sepanjang Mei-Juni 2015. Selama periode ini YLKI memang membuka Bulan Pengaduan Konsumen. Warga boleh mengadu lewat pesan singkat alias SMS, telepon, surel (email), whatsap, atau memanfaatkan media sosial seperti facebook dan twitter. Ada juga yang datang langsung ke kantor YLKI di Jakarta Selatan.

Koordinator Bidang Pengaduan dan Hukum YLKI, Sularsi, menjelaskan bulan pengaduan yang dibuka oleh YLKI didasarkan pada maraknya keluhan masyarakat terhadap layanan bandara. Bulan Pengaduan juga dimaksudkan untuk mendorong operator meningkatkan layanan bandara.

Dijelaskan Sularsi, dari 245 pengaduan tersebut, pengelolaan transportasi darat dan parkir merupakan kasus yang paling banyak diadukan. Masing-masing berjumlah 30 kasus dan 21 kasus. Mengenai pengelolaan, konsumen mengeluhkan masih ditemukannya taksi gelap (55%), kesulitan akses taksi resmi (14%), serta taksi tak berargo (7%). Sedangkan masalah parkir didominasi oleh antrian panjang keluar masuk parkir (38%), parkir liar (19%) dan parkir mahal (10%).

Adapun 10 kategori besar kasus yang diadukan konsumen ke YLKI adalah pengelolaan transportasi sebanyak 30 kasus, parkir sebanyak 21 kasus, fasilitas troli dan asap rokok masing-masing sebanyak 15 kasus, toilet sebanyak 13 kasus, kursi tunggu 12 kasus, petugas tidak responsif 11 kasus, bagasi hilang/rusak sebanyak 10 kasus, porter nakal 9 kasus dan calo tiket sebanyak 7 kasus.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menambahkan perlu ada tindakan tegas dan sinergitas antar lembaga untuk mengurai permasalahan yang terjadi di bandara. Dinas Perhubungan, Kepolisian dan Angkasa Pura harus turun tangan untuk menindak aksi taksi gelap dan permasalahan parkir. “Mereka harus bekerjasama sebab ini menyangkut kepentingan konsumen,” katanya.

Jika tak ada sinergitas antara pihak yang berwenang, maka Tulus memastikan bahwa kerugian yang akan ditanggung oleh konsumen akan semakin besar. Untuk itu, YKLI mendorong agar Angkasa Pura segera melakukan kerjasama dengan pihak bersangkutan untuk menyelesaikan persoalan yang ada. “Peran regulator harus kita tuntut. Ketika pemerintah membuka kran penerbangan, harus ada regulasinya,” ungkap Tulus.

Tak hanya itu. Tulus juga menjelaskan sulitnya transportasi dari dan menuju bandara. Padahal, konsumen membutuhkan alternatif transportasi publik seperti kereta api, sebagaimana layaknya di luar negeri. Bahkan, Tulus meminta pemerintah dan Angkasa Pura untuk menerapkan standar harga makanan yang tersedia di bandara. “Kalau di China, harga makanan di bandara itu lebih murah daripada di pusat kota. Kebalikan dari Indonesia,” tuturnya.

Kepala Seksi Verifikasi  Bandar Udara Direktorat Perhubungan Udara Kemenhub Teguh Pratomo mengatakan saat ini sektor penerbangan Indonesia masih berkutat pada safety atau keselamatan. Harusnya, safety sudah terpenuhi karena saat ini sudah masuk pada era pelayanan. “Kalau konsumen mengkritik operator, mantulnya ke regulator. Karena apa yang dilakukan seperti pengawasan ada kesalahan di regulator,” katanya.

Sekjen Indonesia National Air Carrier (INACA) Tengku Burhanuddin menilai bahwa peraturan yang akan dikeluarkan oleh Kemenhub terkait perhubungan udara cukup banyak. Namun, dibutuhkan waktu. Untuk itu, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah adanya kerja sama antara pihak airlines dan bandara terkait ground handling. Di sini, kebutuhan SDM sangat penting. “SDM dengan knowledge yang baik dan fasilitas yang baik akan menghasilkan pelayanan yang lebih baik,” jelasnya.

Dirut Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi, didampingi perwakilan pengelola bandara dari sejumlah daerah, menegaskan mencatat semua keluhan dan masukan. Ia menjelaskan transportasi kereta api  hingga saat ini sudah masuk pada tahap pembangunan. “Kereta api nantinya akan menampung 30 persen dari total penumpang. Iklan rokok ada waktunya akan segera diberhentikan sesuai dengan aturan,” pungkasnya.   
Tags:

Berita Terkait