Ini Rahasia Jadi Kurator Handal
Utama

Ini Rahasia Jadi Kurator Handal

Ada empat hal yang bisa menjadi bekal seorang kurator mencapai puncak kesuksesannya.

Oleh:
KAR
Bacaan 2 Menit
Ketua Umum Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia (AKPI), Jamaslin James Purba. Foto: SGP
Ketua Umum Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia (AKPI), Jamaslin James Purba. Foto: SGP
Gejolak ekonomi global yang terus bergerak dinamis, membuat perusahaan rentan mengalami kebangkrutan. Hal itu menjadi satu peluang bagi advokat yang memiliki spesialisasi menangani kepailitan. Sayangnya, hingga kini profesi kurator maupun pengurus perkara kepailitan ternyata belum banyak diminati.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia (AKPI), Jamaslin James Purba, salah satu alasan yang sering terlontar adalah bahwa perkara kepailitan dinilai terlalu berat. Padahal, menurut James menjadi kurator tidaklah sulit. Sekretaris Jenderal AKPI, Imran Nating, juga menyebut bahwa untuk menjadi kurator handal hanya dibutuhkan modal sederhana.

Kepada hukumonline, James dan Imran berbagi rahasia untuk menjadi kurator yang handal. Berikut rahasianya:

1.   Kuasai Ilmunya
Modal utama seorang kurator adalah pengetahuan terkait dengan dunia kurator dan kepailitan. Oleh karena itu, setiap orang yang ingin menjadi kurator yang baik harus menguasai seluruh peraturan terkait dengan dua hal itu. Menurut Imran, untuk memiliki kemampuan mumpuni mengenai persoalan kepailitan, tak cukup berbekal pengajaran di bangku kuliah maupun saat pelatihan sebelum ujian kurator. Ia mengingatkan, harus ada motivasi diri untuk menggali lebih dalam setiap bahan bacaan.

“Pahamilah semua aturan mulai dari UU Kepailitan, termasuk aturan-aturan lain yang terkait dengan implikasi putusan pailit, misalnya soal tenaga kerja, pajak, dan hak jaminan kebendaan,” kata James.

2.   Ikuti Gurunya
Dalam Peraturan Menteri Hukum dan Ham No. 18 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Kurator dan Pengurus, disebutkan bahwa untuk menjadi kurator, seorang sarjana hukum harus memiliki pengalaman bekerja di kantor advokat selama tiga tahun. Menurut James, seharusnya masa-masa ini bisa dimanfaatkan para Sarjana Hukum untuk belajar menangani perkara kepailitan.

James juga menambahkan, masa magang bagi kurator sangat penting. Dengan menjadi asisten bagi kurator yang lebih senior, banyak hal yang bisa dipelajari tak hanya secara teori tetapi juga dalam dunia praktik. Hal tersebut menurutnya menjadi kunci untuk memahami lebih jauh seluk-beluk dunia kurator.

“Kalaupun tidak mau menjadi asisten kurator, misalnya setelah lulus ujian kurator mau langsung menangani perkara sendiri saran saya tetap ikutkan advisor untuk memberikan guidance. Ini penting, supaya lebih cepat dan mudah memahami proses penanganan perkaranya,” tambah Imran.

3.   Miliki Kemampuan Pendukungnya
Setelah menguasai pengetahuan terkait dengan duina kurator dan kepailitan, ada satu lagi kemampuan yang harus dimiliki seorang kurator handal: bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Menurut James, tak jarang perkara kepailitan berhubungan dengan kreditur asing. Dengan demikian, dalam rapat kreditur sering kali harus menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, banyak dokumen-dokumen dalam perkara kepailitan yang dibuat dalam bahasa Inggris.

“Oleh karena itu, kemampuan bahasa Inggris bagi seorang kurator handal adalah syarat mutlak. Kalau mau handal ya harus bagus bahasa Inggrisnya,” tutur James.

4.   Taati Kode Etiknya
Imran mengibaratkan, jasa kurator tak berbeda dengan pemasaran. Jika klien sebelumnya menilai hasil kerja sang kurator memuaskan, maka mereka akan merekomendasikan kepada rekan dan kolega lain. Terkait dengan hal itu, Imran menegaskan bahwa integritas merupakan bagian tak terpisahkan dari kehandalan seorang kurator.

“Selalu bersikap jujur dan profesional. Tatati kode etik dan standar profesi yang ada. Ini salah satu modal penting untuk memperluas jaringan. Kalau kita dikenal bagus, maka akan banyak yang merekomendasikan untuk menggunakan jasa kita,” kata Imran.
Tags:

Berita Terkait