Adnan Buyung Nasution, Penegak Hukum Tak Tergantikan
Berita

Adnan Buyung Nasution, Penegak Hukum Tak Tergantikan

Kecerdasan dan kelugasan Bang Buyung yang berpihak pada rakyat merupakan sebagian sisi karakter yang terus menjadi inspirasi setiap orang dalam memperjuangkan hak asasi dan keadilan.

Oleh:
FAT/NOV/CR19
Bacaan 2 Menit
Adnan Buyung Nasution. Foto: Sgp
Adnan Buyung Nasution. Foto: Sgp

Kepergian Adnan Buyung Nasution (Bang Buyung) turut membekas pada diri Wakil Ketua KPK nonaktif, Bambang Widjojanto (BW). Sebagaimana diketahui, BW sendiri adalah alumni LBH jauh di bawah Buyung. Karier LBH BW dimulai dari LBH Jakarta (1984-1986), lalu berlanjut ke LBH Jayapura (1986-1993). Dari Pulau Cendrawasih, BW kembali ke Ibukota Negara dengan menjadi Direktur Operasional YLBHI (1993-1998).

Menurut BW, Buyung merupakan salah satu tokoh penegak hukum yang tak tergantikan. Terlebih pada periode kepemimpinannya sebagai tokoh yang membidani kelahiran LBH dan merawat keberlangsungannya di tengah situasi represif dari rezim otoritarian Orde Baru.

“Karakternya sangat kuat, konsistensi untuk menegakan hukum terus dipeliharanya, integritasnya terus dipertahankan. Itu adalah ciri dari seorang ABN (Adnan Buyung Nasution),” kenang BW.

BW menilai, sosok Buyung tak pernah dikotori oleh sikap dan perilaku koruptif. Walau begitu, berbeda pendapat hukum kerap terjadi di tengah pandangan dan keyakinan atas kasus tertentu. Menurutnya, kecerdasan dan kelugasan Buyung yang berpihak pada rakyat merupakan sebagian sisi karakter yang terus menjadi inspirasi setiap orang dalam memperjuangkan hak asasi dan keadilan.

“Selamat jalan Bang Buyung, kendati kita terpisah, tetapi semangat untuk mewujudkan negara hukum yang demokratis akan tetap menyatukan kita. Terima kasih semua yang telah abang beri dan bagikan hingga kami bisa menjadi seperti ini saat sekarang ini. Ya Allah ampuni segara salah dan khilatnya. Berikan kelimpahan pahala atas semua kebaikannya. Curahkan kasih sayang-Mu selama di alam kubur. Semoga Abang meninggal dalam khusnul khotimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah YME,” tutur BW.

Ketua Umum Iluni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) Melli Darsa juga turut kehilangan sosok Buyung. Perkenalan dirinya pertama kali dengan Buyung terjadi pada 1985 silam, saat dirinya menjadi volunteer di YLBHI. Ia mengaku, pertemuan intens dirinya dengan Buyung dan tokoh-tokoh lain seperti Yap Thiam Hien menjadi faktor pendorong dirinya mendaftar ke FHUI.

Bagi Melli, sosok Buyung bukan hanya sebagai senior dari alumni FHUI, tapi juga menjadi guru, role model dan mentor yang membuka wawasan dan perspektif dirinya mengenai penegakan hukum dan masalah keadilan serta kesejahteraan sosial. “Almarhum adalah orang yang selalu menginspirasi kita semua dengan semangat/passion-passion-nya terlepas tidak semua orang mungkin setuju dengan pemikirannya,” katanya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait