Pemerintah Optimis Indonesia Terpilih Sebagai Anggota Dewan ICAO
Berita

Pemerintah Optimis Indonesia Terpilih Sebagai Anggota Dewan ICAO

Berbagai perbaikan dan persiapan dilakukan menyambut pemilihan Anggota Dewan ICAO tahun depan.

Oleh:
KAR
Bacaan 2 Menit
Direktur Jenderal Hubungan Udara Kementerian Perhubungan, Suprasetyo. Foto: dephub.go.id
Direktur Jenderal Hubungan Udara Kementerian Perhubungan, Suprasetyo. Foto: dephub.go.id

Tahun 2016 akan menjadi momen penting bagi industri penerbangan, termasuk Indonesia. Pasalnya, tahun depan merupakan waktu pemilihan kembali Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO). Pemerintah dan pemangku kepentingan di sektor penerbangan sangat berharap Indonesia bisa mendapat dukungan untuk duduk sebagai anggota dewan.

Direktur Jenderal Hubungan Udara Kementerian Perhubungan, Suprasetyo, mengatakan pada periode 2013-2016, Indonesia telah masuk dalam bursa pemilihan anggota dewan dalam panel III yang merupakan perwakilan secara geografis. Sayangnya, saat itu Indonesia kalah dengan Malaysia.

“Saat itu suara kita 90-an, tetapi Malaysia dapat sekitar 130. Padahal, dukungan bagi Indonesia meningkat cukup banyak. Periode sebelumnya kita hanya 70-an. Tetapi rupanya, Malaysia pun mendapat peningkatan dukungan. Makanya untuk tahun depan kita harus lebih bekerja keras,” kata Suprasetyo, dalam seminar mengenai dinamika dunia penerbangan di Indonesia, Kamis (19/11).

Suprasetyo menuturkan bahwa hingga saat ini pemerintah telah melakukan persiapan cukup matang menjelang ajang pemilihan dewan ICAO. Menurut Suprasetyo, salah satunya adalah dengan meningkatkan standar mutu industri penerbangan.  Selain itu, Menteri Perhubungan juga telah menetapkan utusan khusus untuk ICAO.

Menurutnya, utusan tersebut kini terus gencar melakukan lobi kepada negara-negara yang akan menjadi peserta dalam pemilihan dewan ICAO. Suprasetyo pun mengaku optimis mengenai peluang Indonesia mendapat dukungan lebih banyak dari Malaysia dalam pemilihan mendatang. Hal ini menurutnya terkait pula dengan situasi industri penerbangan Malaysia yang sedang tidak baik.

Menurutnya, beberapa kecelakaan pesawat Malaysia akan membawa dampak yang cukup besar dalam pemilihan nanti. Selain itu, Suprasetyo melihat di Malaysia sendiri industri penerbangan saat ini bergulat dengan beberapa isu negative. Ia pun mengingatkan, kondisi tersebut harus mampu dimanfaatkan secara maksimal oleh Indonesia untuk menangkap peluang duduk sebagai anggota dewan ICAO.

“Kecelakaan pesawat besar Malaysia pasti berpengaruh besar bagi negara-negara ICAO ketika memilih anggota dewan nanti. Selain itu, di dalam negerinya sendiri pun industri penerbangan mereka sedang menghadapi isu-isu yang kurang baik,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait