Giliran Mahasiswa Dorong Pembahasan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
Berita

Giliran Mahasiswa Dorong Pembahasan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Lewat petisi, para mahasiswa berharap RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Masuk Prolegnas 2016. Targetnya 10.000 petisi.

Oleh:
NNP
Bacaan 2 Menit
Jaringan Muda Melawan Kekerasan Seksual
Jaringan Muda Melawan Kekerasan Seksual

Berbagai upaya untuk mendesak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual agar masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2016 terus menguat. Kali ini, giliran kalangan kampus yang ikut bersuara agar RUU Penghapusan Kekerasan Seksual masuk Prolegnas 2016.

Koordinator Nasional Penggalangan Petisi Jaringan Muda Melawan Kekerasan Seksual, Tias Widuri, mengatakan bahwa gerakan ini dilakukan untuk menguatkan upaya dari kelompok perempuan dan gerakan sosial yang telah ada. Penggalangan dukungan ini dilakukan dengan menggunakan petisi.

“Target kami adalah terkumpulnya 10.000 petisi dukungan sampai 10 Desember 2015. Petisi yang terkumpul akan kami serahkan pada pemerintah dan DPR RI,” kata Tias, di Jakarta, Senin (23/11).

Hingga kini tercatat telah terkumpul 3.489 dukungan. Meski target utamanya adalah mahasiswa, akan tetapi tidak menutup partisipasi atau dukungan dari publik secara umum. Sebab, dikatakan Tias, penggalangan petisi juga telah melibatkan para buruh perempuan, ibu rumah tangga, pelajar, serta kalangan masyarakat umum.

“Kehadiran kami di sini adalah untuk mendesak para pengambil kebijakan baik pemerintah dan DPR untuk segera mewujudkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. RUU ini harus masuk Prolegnas 2016, diprioritaskan untuk dibahas dan segera disahkan,” paparnya.

Tias menambahkan, penggalangan petisi telah dilakukan di berbagai kampus di sembilan kota di Indonesia, antara lain di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Tuban, Balikpapan, Samarinda, Palu, Makassar, dan Purwokerto. Sementara untuk kampus yang terlibat, yakni UI, UNJ, Unpam, UIN Jakarta, UIN Walisongo, Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, STITMA Tuban, Universitas Ronggolawe, Universita Balikpapan, Univiversitas Mulawarman, Universitas Tadulako, UMI, UIN Alauddin, Unsat, UNM, dan Universitas Soedirman. “Kami akan meluaskannya ke kota-kota lain,” ujarnya.

Latar belakang gerakan ini karena perempuan muda juga rentan mengalami kekerasan seksual. Parahnya, kekerasan seksual terhadap perempuan muda, justru perempuan muda yang dekat dengan lingkungan pendidikan. Tak jarang, lanjut Tias, bahkan pelaku kekerasan seksual tersebut adalah dosen serta teman di kampus.

Tags:

Berita Terkait