Beragam Kebijakan Law Firm Saat Teror Bom di Thamrin
Berita

Beragam Kebijakan Law Firm Saat Teror Bom di Thamrin

Ada law firm yang lawyernya tetap bertugas seperti biasa, ada yang dibebastugaskan.

Oleh:
RIA
Bacaan 2 Menit
Suasana kawasan Thamrin setelah insiden bom, Kamis (14/1). Foto: RES
Suasana kawasan Thamrin setelah insiden bom, Kamis (14/1). Foto: RES
Jakarta digemparkan dengan serangkaian ledakan yang terjadi di sekitar gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Kamis (14/1). Suasana mencekam ini diikuti dengan baku tembak dan kejar-kejaran antara polisi dengan terduga pelaku terorisme siang itu.

Untuk mengamankan lokasi ledakan, sejumlah ruas jalan di sekitar Jalan Thamrin dan Jalan Wahid Hasyim ditutup oleh polisi. Petugas keamanan gedung-gedung sekitar lokasi kejadian pun diminta memberikan notifikasi agar orang-orang di dalamnya tetap berada di gedung.

Hal ini berdampak pada lumpuhnya sebagian aktivitas perkantoran, tak terkecuali aktivitas firma hukum Arfidea Kadri Sahetapy-Engel Tisnadisastra (AKSET) yang berkantor di The Plaza, yang hanya berjarak 800 meter dari tempat berlangsungnya huru-hara.

Salah seorang partner AKSET, Mohamad Kadri, yang baru selesai rapat di kawasan Mega Kuningan, tak bisa kembali ke kantor karena jalan di Bundaran HI diblokir polisi. “Saya mau balik, ternyata Bundaran HI diblokir, disuruh balik ke arah Sudirman. Jadi ngga boleh mendekat ke The Plaza,” cerita Kadri soal apa yang ia alami di hari tragedi bom Sarinah itu kepada hukumonline, Jumat (15/1).

Lawyer AKSET pun tak bisa beranjak karena dalam notifikasi yang dikirim petugas keamanan disebutkan agar orang-orang tetap tertib dan berada di dalam gedung. Keputusan untuk memulangkan lawyer pun tidak mungkin diambil. “Syukurnya, sekitar pukul 4, pihak gedung sudah memperbolehkan orang-orang untuk keluar. Seluruh lawyer dan karyawan AKSET dibebastugaskan hari itu,” ujar Kadri.

Di samping itu, beruntung klien-klien AKSET memahami kondisi yang terjadi. “Tanpa memberikan notifikasi kepada klien, banyak klien yang justru menanyakan apakah kondisi di AKSET aman dan memastikan kami semua dalam keadaan baik-baik saja, imbuhnya.

Kejadian itu membuat tegang seluruh penghuni gedung. Saat kejadian, beberapa pegawai di AKSET sempat melihat kejadian tersebut. “Kita itu posisinya kan seberang Wisma Nusantara persis, tapi ada satu ruangan lagi yang kita ambil buat ekspansi, itu bener-bener bisa ngintip buat ngelihat ke arah sana. Kelihatan banget. But we are safe,” tuturnya.

Masih di Jalan Thamrin, lawyer pada JLC & Associate punya cerita berbeda. Mereka memutuskan tetap menjalankan tugasnya seperti biasa.“Pekerjaan kami jalankan seperti biasanya sebab banyak deadline yang tidak bisa ditunda dan pekerjaan lainnya yang mengharuskan tetap berjalan normal,” ujar associate Rizky Hariyo Wibowo.

Meski begitu, ia tak menampik ada perasaan khawatir atas kejadian itu. Seluruh lawyer yang masuk hari itu tetap pulang kantor malam seperti pada hari biasanya. “Hal tersebut kami anggap sebagai bentuk profesionalitas dan loyalitas kami terhadap pekerjaan dan klien,” imbuhnya.

Rizky percaya, aparat dapat mengatasi kejadian itu dengan baik. Bukan hanya itu, penjagaan oleh sekuriti di kantornya cukup ketat sehingga membuat pegawai merasa aman. “Kami semua tetap merasa aman,” lanjut lulusan Fakultas Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ini.

Tak jauh dari Thamrin, kantor hukum Hermawan Juniarto (HJ) yang berlokasi di kawasan SCBD, justru memulangkan lawyernya lebih awal yaitu sesaat setelah ada konfirmasi bahwa ledakan di Sarinah merupakan tindakan terorisme. “Demi alasan keamanan,” kata associate HJ Ravie Styonuranie.

Bukan Pengalihan Isu
Terkait teror yang terjadi di Sarinah, Kadri berpesan kepada masyarakat untuk berhenti menyebut hal ini sebagai bentuk pengalihan isu. Menurutnya, Indonesia memiliki rekam jejak terkait kejadian terorisme. Bahkan, kejadian serupa ke depannya bisa saja terjadi.

“Benar kalau terorisme itu ada di Indonesia. Kita juga punya track record yang lama, dan itu bisa terjadi di mana aja,” ungkap Kadri.

Sementara Rizky berharap teror semacam initidak terulang lagi meski kantornya dalam kondisi aman. “Semoga ini bisa menjadi pelajaran terutama bagi aparat yang berwenang untuk tetap siaga menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakatnya,” pungkasnya.
Tags:

Berita Terkait