Pengadilan di Cina Gunakan Aplikasi Chatting untuk Bersidang
Berita

Pengadilan di Cina Gunakan Aplikasi Chatting untuk Bersidang

Akibatnya, beracara dalam peradilan di Cina kini kian mudah. Tapi masih terdapat kelemahan.

Oleh:
RIA
Bacaan 2 Menit
Ruang Sidang. Foto: RES (ilustrasi)
Ruang Sidang. Foto: RES (ilustrasi)
Pengadilan di Cina menggunakan aplikasi pesan singkat (WeChat) untuk bersidang. Proses beracara seperti ini dimulai untuk pertama kalinya di Zhengzhou Intermediate People’s Court pada pertengahan Desember tahun lalu, tepatnya Kamis, 17 Desember 2015.

Humas Pengadilan Zhengzhou, Guo Xiaokun menyampaikan kebijakan penggunaan WeChat diambil dalam rangka menghemat waktu. “Cara seperti ini memberikan kenyamanan dan fleksibilitas lebih dibandingkan harus membuang waktu membawa para pihak ke ruang persidangan,” kata Guo, Senin (11/1), sebagaimana dikutip dari artikel Cina Daily.

Hal serupa disampaikan oleh karyawan Pengadilan Zhengzhou, Xuo Yongsong. Jika semua pihak berasal dari kota yang berbeda, sebut Xuo, maka akan memakan banyak waktu memanggil mereka ke pengadilan hanya untuk memberi jawaban atas pertanyaan hakim.

“Persidangan melalui WeChat hanya memakan waktu setengah jam untuk menyelesaikan seluruh proses yang biasanya bisa memakan waktu seharian dalam persidangan yang masih menggunakan cara tradisional atau offline,” ujar Xuo menambahkan.

Hakim Wei Liping merupakan salah satu hakim yang ikut serta dalam sidang pertama menggunakan WeChat. Ia berkomentar program ini sangat membantu kerja hakim. Hakim dapat memilih kasus-kasus yang sesuai dan pas untuk disidangkan melaui jalur online.

Wei berujar sidang dengan cara ini benar-benar mempersingkat waktu dan menghemat energi. “Tentu ini sangat berguna ya karena hakim dapat memberikan waktu dan perhatian lebih kepada kasus-kasus yang sifatnya lebih kompleks,” imbuhnya.

Apa yang disampaikan oleh Hakim Wei di atas dapat menjadi refleksi  bahwa kasus-kasus yang mungkin ditempuh dengan persidangan online yang didukung fitur teks dan foto di WeChat adalah kasus-kasus sederhana, walaupun belum ada keterangan resmi dari pengadilan.

Hal ini didukung juga oleh komentar Xuo Yongsong yang mengatakan persidangan WeChat dapat mempermudah gugatan terkait administrasi negara. “Apalagi sejak peraturan soal registrasi gugatan direvisi per 1 Mei 2015 lalu, angka gugatan yang diajukan ke pengadilan meningkat hingga 83 persen dalam setahun,” terang Xuo.

Kelemahan Bersidang Menggunakan Aplikasi
Meski banyak manfaat yang didapatkan dari beracara secara online, namun ada kelemahan yang dapat dilihat dengan jelas, yakni kebenaran subyek dalam persidangan online. “Terutama bila pengadilan mengandalkan kesaksian melalui WeChat dan tidak menggunakan fitur video call,” kata Erik Crouch dalam tulisannya yang dimuat di www.teCinasia.com.

Erik menjelaskan, bahwa selalu ada kemungkinan orang yang menggunakan aplikasi tersebut bukanlah pihak yang berperkara. Misalnya, ponsel untuk WeChat itu hilang dan jatuh ke tangan orang lain. Maka orang lain yang menemukan ponsel tersebut bisa saja mengirimkan konten yang justru akan memberatkan si pemilik asli.

“Itu beberapa risiko nyata yang tampaknya tetap diambil oleh para hakim di Cina ini,” tulis Erik.

Paham akan kekhawatiran tersebut, Guo mengatakan kepada Cina Daily bahwa sistem ini akan terus dikembangkan. Platform WeChat yang digunakan oleh pengadilan akan buat lebih terstandar, teratur, dan didukung fitur pembuktian keaslian nama, data, serta perlindungan privasi.

“Cina adalah yang pertama mengambil langkah ini, dan ini bisa jadi salah satu cara juga untuk meningkatkan kualitas proses persidangan di era internet,” ungkap Guo.
Tags:

Berita Terkait