“Sehebat apapun mediator kalau salah satu pihaknya tidak beriktikad baik, mediasi tidak akan mungkin berhasil,” ujar peraih Peace Prize Award 2016 dari Presiden Asociation Asia Pacific Mediation Forum (APMF) saat berlangsungnya konferensi Mediasi Asia Pasifik itu.
6. Komitmen Mencintai Perdamaian
Satu hal lagi, menurut Mohammad Noor seorang mediator mesti berkomitmen mencintai perdamaian. Mediator juga dituntut terus belajar terutama menyangkut teknis bermediasi. “Mediator harus terus berefleksi diri, ketika mediasi berhasil (damai), setelah itu apa langkah selanjutnya yang harus dilakukan mediator. Atau ketika mediasi gagal pun sama, apa yang salah?” ujar salah satu Anggota Kelompok Kerja (Pokja) Mediasi MA ini.
Misalnya, secara teknis output keberhasilan mediasi adalah kesepakatan perdamaian yang difasilitasi mediator dengan cara mencabut gugatan di pengadilan. Pilihan lain, bisa saja kesepakatan perdamaian itu dimohonkan ke pengadilan untuk mendapatkan putusan akta perdamaian yang ditandatangani para pihak dan hakim pemeriksa.
“Putusan akta perdamaian ini memiliki kekuatan eksekutorial dan mengikat untuk dilaksanakan. Nantinya, para pihak cukup mengajukan permohonan eksekusi (ke pengadilan) mengenai isi akta perdamaian itu,” tambah Mohammad Noor.
Anda sudah bersiap menjalankan kiat-kiat ala hakim ini? Para advokat sudah menyuarakan pentingnya sosialisasi.
Asia Pacific Mediation ForumWakil Ketua Pengadilan Agama Depok Andi Akram Wakil Ketua PN Bale Bandung
1. Pahami Masalah
Langkah awal dilakukan mediator mendengar dan memahami masalah yang membelit kedua belah pihak yang bersengketa. Hal ini penting agar mediator mudah menentukan saran pilihan solusi penyelesaian masalah selanjutnya. “Paling urgent bagi mediator pahami dulu apa masalahnya, kalau tidak paham akan sulit. Kalau sudah dipahami dan penyebab masalahnya, kita bisa memilah-milah pilihan solusi terbaiknya apa?” kata Andi Akram.
2. Pahami Karakter dan Budaya
Mediator mesti memahami kondisi sifat dan karakter budaya para pihak. Pendekatan sosial ini penting bagi mediator agar memudahkan penyelesaian sekaligus mencari solusi terbaik para pihak. “Kalau pihaknya punya sifat temperamen, jangan kita sikapi dengan sifat yang sama, ini akan sulit. Apakah mereka orang Jawa, Sumatera, Sulawesi, Sunda, masing-masing culture mereka harus dipahami mediator. Ini agar bisa mencairkan suasana,” kata Andi.
3. Bersikap netral
Sikap terpenting seorang mediator harus menjadi penengah yang netral dan bijaksana guna mencarikan solusi terbaik bagi para pihak. Misalnya, seorang mediator dapat memberi dan mengungkap kepentingan tersembunyi para pihak dalam kaukus (pertemuan terpisah). “Kita beri wacana kepada kedua belah pihak dalam kaukus, sehingga dapat terungkap kepentingan tersembunyi para pihak,” kata Diah Sulastri Dewi.
4. Membangun Komunikasi
Seorang mediator andal juga harus mampu membangun atau membuka komunikasi yang tersumbat dari para pihak. Sebab, pada umumnya pihak-pihak yang tengah berkonflik mengalami komunikasi yang tidak lancar. “Kita sebagai penengah harus bisa membangun kembali komunikasi di antara para pihak agar mereka mau bernegosiasi dan memahami keuntungan penyelesaian sengketa melalui mediasi yang mengedepankan win-win solution,” kata Diah.
5. Membangun Kepercayaan
Tak kalah penting, sikap mediator harus berupaya membangun kepercayaan dari para pihak. Kalau para pihak sudah merasa percaya terhadap mediator akan lebih memudahkan tahapan-tahapan bermediasi. Dapat dipastikan, ujungnya proses bermediasi dapat menemukan titik penyelesaian. Namun, dia mengingatkan satu hal terpenting, semuanya dibutuhkan iktikad baik para pihak.