Waspada, Selfie Bisa Jadi Pintu Masuk Cybercrime
Utama

Waspada, Selfie Bisa Jadi Pintu Masuk Cybercrime

Wifi gratis juga dapat menjadi jalan bagi hacker untuk melakukan kejahatan.

Oleh:
HAG
Bacaan 2 Menit
Pelatihan Hukumonline 2015 “Memahami Cyberlaw, Cybercrime dan Digital Forensic dalam Sistem Hukum Indonesia Angkatan Ketiga”. Foto: HOL Project
Pelatihan Hukumonline 2015 “Memahami Cyberlaw, Cybercrime dan Digital Forensic dalam Sistem Hukum Indonesia Angkatan Ketiga”. Foto: HOL Project
Majunya teknologi di era global sekarang ini ternyata turut mendorong majunya model tindak kejahatan. Cybercrime atau kejahatan cyber marak dilakukan oleh hacker (peretas) untuk mendapatkan keuntungan. Praktisi keamanan informasi, Raditya Iryandi, berpendapat setidaknya ada tiga cara hacker dalam melakukan modus cybercrime.

Pertama, hacker akan sering melakukan KEPO (Knowing Every Particulary Object). Raditya mengatakan, mereka akan mengumpulkan semua informasi, baik dari sosial media maupun direct contact. Kemudian, hal itu dijadikan dasar untuk menebak password.

Menurut Raditya, 99% orang Indonesia memiliki password yang sama untuk semua account sehingga kebiasaan itu yang diexploitasi oleh hacker. “Setelah password tertebak maka hacker akan dapat membuka data pribadi dan menarik semua data yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan. Misalnya, password internet banking untuk mengambil uang dari rekening si target," jelas Raditya di acara hukumonline, Rabu (17/2), di Hotel Aryaduta, Jakarta.

Raditya menyarankan agar masyarakat memastikan bahwa setiap akun, baik email ataupun sosial media atau aplikasi transaksi menggunakan password yang berbeda. Selain itu, sebaiknya hindari password yang berbau data diri, agama, keluarga, dan hobby yang dapat mudah tertebak.

"Jangan menggunakan password yang sama untuk semua akun. Pastikan password yang tidak mudah tertebak. Karena kita tidak tahu data atau dokumen kita ternyata merupakan data penting bagi orang lain," tambahnya.

Kedua, selfie. Trend selfie ternyata dapat menjadi klu bagi hacker untuk dapat melakukan cybercrime, tetapi tidak semua selfie. Selfie dengan menunjukan handphone akan menjadi petunjuk bagi hacker untuk dapat melakukan kejahatan.

"Ketika seseorang selfie dengan juga menunjukan handphone nya, misalnya iPhone. Maka hacker dapat mengetahui bahwa target pasti memiliki aplikasi I-cloud, aplikasi untuk back-up data. Kemudian setelah itu, hacker tinggal mencari tahu email dari si target dan menebak password dari klu-klu yang ada. Setelah password tertebak, hacker akan mendapatkan seluruh data dari si target, baik dari data foto maupun data pribadi yang mungkin sangat rahasia," jelasnya.

Itulah kenapa banyak foto-foto artis yang sangat privat tetapi banyak beredar di dunia publik. Hacker akan sangat mudah untuk mendapatkan hal privasi tadi melalui satu celah yaitu selfie dengan menunjukan handphone.

"Bagi hacker ketika artis selfie, bukan orangnya yang dilihat tetapi hp-nya. Hp-nya untuk mengetahui dasar untuk membajak," tambah Raditya.

Ketiga, Wifi Gratis (free wifi). Wifi gratis ternyata dapat menjadi jalan bagi hacker untuk melakukan kejahatan, karena wifi gratis tersebut adalah wifi yang hacker buat sendiri untuk mendapatkan data si target.

"Ketika kita dikerumunan contohnya konser pasti banyak orang yang mencari wifi gratis. Maka hal tersebut digunakan oleh para hacker, mereka menyediakan wifi gratis, dan ketika si target menggunakan akses wifi tersebut dan kemudian masuk ke salah satu akun, maka hacker dapat mengakses juga akun tersebut," ujarnya.

Sehingga, ketika tersedia akses free wifi jangan gunakan untuk melakukan transaksi apapun. "Ketika ada akses free wifi sebaiknya jangan sekali-kali gunakan untuk transaksi elektronik. Dan jangan digunakan untuk membuka akun yang bersifat rahasia dan penting, karena hacker dapat menggunakan hal tersebut untuk mengambil data kita," ujarnya.

Hacker juga dapat mengakses gadget yang kita gunakan ketika kita menggubakan akses tersebut. Sehingga sebaiknya, untuk keamanan gunakan paket data sendiri. "Gunakan paket data, sehingga tidak ada celah bagi hacker untuk melakukan pembajakan dokumen kita," jelasnya.

Untuk diketahui, menurut Raditya, ada dua jenis yang melakukan cyber crime. Pertama, disebut dengan cracker. Cracker biasanya hanya untuk gaya-gayaan dan tidak ada motivasi lain.

"Ciri crakcer adalah destructive, stupid, foo. Hanya untuk iseng-iseng. Contohnya yang meng-hack web Presiden RI. Tanpa motivasi apa-apa, biasanya hanya untuk menunjukan ke teman-teman atau pacar," ujarnya.

Sedangkan kedua ialah hacker. Ciri hacker ialah kreative dan berpikir out of the box. "Hacker biasanya tidak mengambil uang dari rekening orang dalam jumlah banyak, yang diambil Rp2-Rp100 dengan dikali sejuta account yang kemudian menjadi besar. Smart, kreatif dan penuh motivasi," papar Raditya.

Tags:

Berita Terkait