5 Kiat Bagi Sarjana Hukum Capai Puncak Karier Perbankan
Berita

5 Kiat Bagi Sarjana Hukum Capai Puncak Karier Perbankan

Mulai dari memperkuat kemampuan hukum ekonomi, hingga memperluas jaringan relasi.

Oleh:
KAR
Bacaan 2 Menit
Acara Lingkar Inspirasi Kekerabatan dan Edukasi Iluni FHUI di Jakarta, Jumat (26/2). Foto: RES
Acara Lingkar Inspirasi Kekerabatan dan Edukasi Iluni FHUI di Jakarta, Jumat (26/2). Foto: RES
Sektor perbankan turut membuka peluang bagi seorang sarjana hukum untuk mencapai puncak karier. Sebab, hukum sangat dekat hubungannya dengan kegiatan yang dilakukan perbankan sebagai motor ekonomi. Namun, tentu diperlukan usaha yang tidak main-main untuk bisa meraih posisi top.

Para sarjana hukum yang berhasil meraih sukses di dunia perbankan membagi rahasia sukses mereka dalam acara Lingkar Inspirasi Kekerabatan dan Edukasi Iluni FHUI di Jakarta, Jumat (26/2). Berikut rahasia sukses yang berhasil dirangkum hukumonline dari Dewan Komisioner OJK Kusumaningtuti Sandriharmy, Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Dwityapoetra Soeyasa Besar, Direktur Kepatuhan HSBC Rita Mirasari, dan Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan BPTN Anika Fasial.

1. Perkuat kemampuan hukum ekonomi dan perusahaan
Modal utama seorang sarjana hukum memang kemampuan di bidang hukum. Namun, sehubungan aktivitas di dunia perbankan berkaitan dengan teknis ekonomi, sebaiknya memang ada pengayaan dari sisi ekonomi. Tidak perlu mahir memahami setiap teknis secara detail. Akan tetapi, setidaknya mengerti secara mendalam sehingga bisa menyingkronkan dengan peraturan dan ketentuan hukum.

“Sebenarnya kemampuan ini juga bisa didapatkan ketika memulai karier di sektor perbankan. Sepengalaman saya, di Bank Indonesia ada training mengenai teknis ekonomi dan perbankan. Selain itu, di bank swasta atau BUMN pun ada program management training yang membuka peluang untuk mengasah kemampuan ekonomi kita,” ujar Kusumaningtuti Sandriharmy.

2. Memahami filosofi perusahaan
Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan dan prinsip yang berbeda satu sama lain. Memahami hal itu merupakan pintu masuk untuk mengerti produk-produk maupun aktivitas bank tersebut. Hal inilah kunci untuk menguasai pekerjaan yang dibebankan agar sesuai dengan ekspektasi perusahaan.

“Ketika kita mengerjakan pekerjaan pun harus ada yang digali lebih dalam. Misalnya, ketika membuat kontrak kredit jangan hanya mengerjakan template kontrak saja. Tetapi dari situ kita bisa belajar bagaimana membuat produk seperti kredit itu,” ujar Rita Mirasari.

3. Miliki kemampuan melayani
Posisi sarjana hukum di sektor perbankan biasanya berkaitan dengan konsultasi dan analisis. Untuk bisa menjadi profesional yang disegani dan disenangi, perlu ada kemampuan khusus yang dimiliki. Menurut bahasa Anika Faisal, kemampuan itu adalah servant leadership.

“Menurut saya, untuk bisa mencapai puncak karier kita harus bisa melayani dari hati. Sehingga, mengerjakan segala sesuatu dengan hati dan mengusahakan yang terbaik dari kemampuan yang dimiliki,” tambah Anika.

4. Berpikiran terbuka
Kendati ada beberapa pos profesi yang spesifik terbuka bagi sarjana hukum, nyatanya sektor perbankan menawarkan peluang karier di luar bidang hukum. Oleh karena itu, untuk bisa mencapai puncak karier perbankan, seorang sarjana hukum harus mempunyai pikiran terbuka. Artinya, tidak hanya terkungkung untuk mengerjakan pekerjaan yang berkaitan dengan hukum saja. Akan tetapi, ada pula kemauan untuk mempelajar bidang lain sekalipun tak berkaitan dengan hukum.

Kusumaningtuti Sandriharmy mengaku, di awal kariernya ia sempat menjadi seorang pemeriksa kredit. Bahkan, dari perjalanannya berkarier, hampir 30% pengalaman yang ia dapatkan justru ditempat di pos lain yang tidak berkaitan dengan hukum. Sementara itu, Dwityapoetra Soeyasa Besar mengatakan dirinya lebih banyak berkiprah di dunia teknis perbankan. Sehingga, ketika ada kesempatan melanjutkan studi ke Amerika ia memilih memperdalam pengetahuan mengenai keuangan.

5. Perkuat relasi
Salah satu faktor penting untuk mencapai sukses karier adalah jaringan relasi yang kuat. Menurut Dwityapoetra Soeyasa Besar, jaringan itu bisa didapatkan melalui organisasi. Selain itu, menurut Kusumaningtuti Sandriharmy ada satu kunci yang bisa memperluas relasi. Ia mengatakan, jangan pernah takut untuk berbagi informasi.

“Bedanya saya dengan rekan-rekan lain, saya tidak pernah pelit untuk berbagi informasi. Kalau ada yang tanya, selalu saya jawab. Kalaupun saya tidak bisa, selalu saya upayakan untuk mencarikan jawaban. Sehingga, orang-orang kalau butuh sesuatu ingat saya,” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait