Demo Kominfo, Sopir Taksi Tuntut Aplikasi Transportasi Online Ditutup
Berita

Demo Kominfo, Sopir Taksi Tuntut Aplikasi Transportasi Online Ditutup

Paguyuban pengemudi ancam gelar demo hingga tuntutan dipenuhi.

Oleh:
ASH
Bacaan 2 Menit
Demo sopir taksi di depan Kominfo, Selasa (22/3). Foto: ASH
Demo sopir taksi di depan Kominfo, Selasa (22/3). Foto: ASH
Usai berunjuk rasa DPR dan Jalan Sudirman Jakarta, ribuan supir taksi “konvensional” yang tergabung dalam Paguyuban      

Salah satu pengemudi Taksi Express, Laventius menegaskan tuntutan para supir taksi ini hanya meminta Menkominfo Rudiantara segera menutup aplikasi Uber dan Grab Car sesuai Surat Menteri Perhubungan tertanggal 14 Maret 2016. Sebab, pengoperasian taksi berbasis online ini telah menyalahi UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

“Kami minta aplikasi (Uber dan Crab Car) tutup, tetapi kalau tidak ditutup taati dan ikutilah prosedur dalam UU LLAJ sesuai perintah Menhub. Kalau mau beroperasi dan berkompetisi, berkompetisilah secara sehat,” kata Laventius di sela-sela aksi unjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (22/3).

Salah satunya, dia mengeluhkan penetapan tarif taksi online ini seenaknya saja, sementara penetapan tarif taksi pada umumnya sudah ditentukan pemerintah. “Misal, tarif kita dari sini ke Bandara Soerkarno-Hatta sekitar Rp150 ribu, tetapi taksi online hanya Rp 80 ribu. Itu penetapan harga dari mana?” ujarnya mempertanyakan. “Kalau ini dibiarkan habislah pertaksian reguler.”

Dia mengungkapkan beberapa perwakilan PPAD diterima Menkominfo dan jajarannya. Intinya, perwakilan PPAD menyampaikan aspirasi kepada Menkominfo yang menuntut penutupan aplikasi Uber dan Grab Car. “Sebab, berlarut-larutnya persoalan ini sudah menimbulkan bentrokan dengan pengemudi online. Tadi awalnya mobil tiga taksi kami dihancurin, makanya kita balas,” katanya.

Kecewa
Usai bertemu Menkoninfo, beberapa perwakilan PPAD mengaku sangat kecewa lantaran tuntutan mereka tidak membuahkan hasil. Salah satu perwakilan PPAD Suharto Bustami sangat menyesali pernyataan Menkominfo Rudiantara yang belum mengabulkan tuntutan PPAD. “Kami kecewa dengan pernyataan Menkominfo yang belum bisa menutup aplikasi Uber dan Crab Car,” ujar Suhartono didampingi Kapolres Jakarta Pusat di hadapan demonstran.         

Lalu, dia mempertanyakan siapa yang bisa menutup aplikasi Uber dan Grab Car ini dan Menkominfo menjawabnya tidak tahu. “Hari ini, kita hanya menuntut hak kita kepada pemerintah. Tetapi, dengan respon seperti itu, berarti pemerintah kita sedang ‘buta’ saat ini,” kritiknya disambut teriakan kekecewaan dari para demonstran.  

Meski begitu, dia menekankan agar para demonstran bertindak tertib dan tidak bertindak anarkis. “Kita adalah pengemudi yang profesional, tolong jangan sampai ada pengrusakan, apalagi kita tidak pernah demo selama ini,” ujar Pengurus Serikat Paguyuban Supir Blue Bird ini. “Aksi kita bukan sampai disini, PPAD akan menggelar aksi besar-besar atau mogok nasional hingga tuntutan kita terpenuhi. Tunggu saja waktunya!!”

Sejak pukul 14.30 WIB hingga pukul 17.30 WIB, para demonstran juga menggelar unjuk rasa di  Istana Negara yang dikawal ratusan aparat kepolisian di bawah Komando Kapolres Jakarta Pusat. Sebelumnya, Menkominfo Rudiantara mengatakan sulit menutup aplikasi tramsportasi seperti yang diminta pendemo.
Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) lanjut menggelar unjuk rasa di depan Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoinfo) di Jalan Medan Merdeka Barat mulai pukul 13.00 WIB. Tuntutan mereka hanya satu yakni meminta pemerintah segera menutup aplikasi taksi milik Taksi Uber dan Crab Car termasuk ojek online.   

Pendemo umumnya terdiri dari supir taksi Blue Bird Group, Express Group, Dian Group, dan Taksi Putra serta Paguyuban Pengusaha dan Pengemudi Bajaj (Pasapba) di wilayah Jadebotabek. Tuntutan mereka tercermin dari sejumlah spanduk bertuliskan “Stop Illegal Tranportation” dan tudingan “Menkominfo Rudiantara Antek Asing” dan “Kantor Kemenkoninfo Calo Uber dan Crab Car”.     

Berdasarkan pantauan hukumonline, sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat hingga Istana Negara ditutup untuk umum sejak pukul 12.00 WIb hingga sore hari. Dua kendaraan Baracuda terparkir di tengah-tengah jalan.Sementara ratusan aparat kepolisian bersiap siaga mengamankan jalannya aksi demo inihingga menuju Istana Negara. Aksi unjuk berjalan cukup tertib dan damai setelah sebelumnya dikabarkan sempat bentrok dengan pengemudi GoJek di Jalan Sudirman.

Aksi unjuk rasa rasa ini langsung dipantau Kapolres Jakarta Pusat Hendro Pandowo yang tak henti-hentinya mengingatkan agar aksi unjuk tidak terprovokasi oknum tak bertanggung jawab. “Kita sekali minta pendemo tertib dan berjalan damai. Jangan sampai terprovokasi dan anarkis,” kata Hendro Pandowo mengimbau para demonstran yang umumnya berpakaian kemeja biru muda itu.  
Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait