Lokasi Law Firm, Penting Nggak Sih?
Berita

Lokasi Law Firm, Penting Nggak Sih?

Tergantung kebutuhan, ada yang karena untuk memanjakan klien agar tak susah mencari alamat, ada pula karena ingin dekat dari rumah.

Oleh:
RIA
Bacaan 2 Menit
Hasanuddin Nasution. Foto: SGP.
Hasanuddin Nasution. Foto: SGP.
“Posisi menentukan prestasi”, kalimat ini cukup akrab saat masih duduk di bangku sekolah. Dari kalimat ini dipercaya bahwa mereka yang duduk di baris terdepan, akan mendapatkan nilai tinggi dan prestasi yang baik. Nah, kira-kira hal yang sama berlaku juga nggak ya untuk letak kantor advokat atau law firm?

Apakah lokasi law firm ini penting bagi para pengacara yang menjalankan profesinya? Menjawab pertanyaan hukumonline, advokat Hasanuddin Nasution yang berkantor di pusat di pusat perbelanjaan sekaligus perkantoran Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta mengatakan bahwa posisi kantor ini sangat penting.

“Jadi yang namanya advokat, menurut saya salah satu kehebatannya adalah soal pride ya. Banggak banget gitu loh. Nah karena itu, kantor advokat ini mestinya nggak sembarangan. Karena ini profesi yang dibanggakkan oleh pemiliknya, yang menjalankan profesi itu, mestinya dia nggak main-main menempatkan tempat beroperasinya,” tutur pemilik kantor Nasution & Partners, Selasa (29/3).

Alasan utama yang menjadi perhatian Hasanuddin dalam menempatkan kantornya di lokasi yang termasuk dalam kawasan segitiga emas itu adalah akses klien. Bagi Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (DPN PERADI) kubu Juniver Girsang ini, kemudahan bagi klien untuk menemukan kantor pemberi jasa hukumnya ini sangat penting.

“Jangan sampai pas nyari tempat kita, klien nanya sampai berpuluh-puluh kali, ‘di mana sih kantornya?’. Kita udah dijelaskan di jalan anu, di gang anu, tapi susah. nggak dapet-dapet juga gitu. Nah kalau saya sebut di gedung Epicentrum, orang kan akan lebih mudah juga mencarinya,” tutur Hasanuddin.

Ia bahkan mengatakan akan memikirkan untuk memindahkan lokasinya lagi apabila suatu hari nanti ada klien yang kesusahan mencari kantornya. Namun, sejauh ini, Epicentrum Walk dirasa merupakan pilihan yang paling pas untuknya. Meski harga sewanya relatif mahal, namun hal tersebut diakui Hasanuddin sebanding dengan yang didapatkan.

Dengan kesan yang ditimbulkan sekarang, sebut Hasanuddin, di mana ada hal yang bisa dibanggakkan dari kantornya, ia tak akan segan untuk mengutip fee yang lumayan besar kepada klien. “Kan harus bersesuaian juga,” pungkas lulusan Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (FH UKI) ini.

Sementara, bagi Badrul Munir yang berkantor di bangunan berbentuk rumah di daerah Pamulang Barat, pertimbangan memilih lokasi yang paling penting adalah akses bagi dirinya sendiri. Pemilik Billqistee Law Firm ini, memilih rumah tersebut karena ia harus memikirkan mobilisasinya yang juga menjabat sebagai Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) MataHati.

“Ada dua alasan besar kenapa milih di situ, yang pertama saya milih yang memang dekat sama rumah. Karena kadang-kadang setelah berputar seharian, lebih enak kan dekat rumah. Saya juga bisa pagi sekali datang ke sana dan jadi yang terakhir di sana. Yang kedua, saya kan juga direktur sebuah LBH yang lokasinya juga di Tangerang Selatan,” ujar Badrul.

Badrul mengerti betul bahwa lokasi kantornya kurang strategis mengingat arus lalu lintas Pamulang yang begitu padat. Namun, kata Badrul hal tersebut tidak terlalu penting sebab  selama ini ia lebih banyak memanfaatkan komunikasi via telepon atau aplikasi yang menggunakan jaringan internet. “Kalau mau ketemu klien, cenderung janjian di satu tempat saja,” ungkapnya.

Sebelumnya, hukumonline juga pernah melakukan observasi lapangan ke Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat. Bangunan-bangunan di jalan kira-kira sepanjang 1 kilometer yang menghubungkan Jalan Cikini Raya ke Jalan Kramat Raya itu tampak laris diisi oleh kantor-kantor advokat. Hukumonline mencatat setidaknya ada 18 law firm berlokasi di sana.

Salah seorang pemilik kantor di Jalan Raden Saleh, Togar SM Sijabat, menyebutkan bahwa alasannya memilih berkantor di sana adalah karena posisinya yang strategis tetapi harga sewanya ekonomis. “Saya pikir Raden Saleh itu kebetulan relatif lebih murah ya. Terus di sini ada juga space yang kecil-kecil. Kalau di Sudirman dan Thamrin kan space nya lowong, tapi duit kita ya nggak ada,” kata Togar saat itu.
Tags:

Berita Terkait