Acara bertajuk “FHUI Runners” itu berhasil mengumpulkan alumni FHUI lintas angkatan. Koordinator Acara FHUI Runners, Elizabeth Silalahi mengatakan bahwa acara ini dirancang untuk mempererat komunitas berlari FHUI. Selain itu, juga untuk memperkenalkan seragam baru FHUI Runners. Berwarna biru agak tua dengan sablon warna silver bertuliskan FHUI Runners di bagian dada. Peluncuran seragam itu sekaligus meresmikan terbentuknya FHUI Runners.
“Resmi hari ini berdiri tanggal 1 Mei,” ujar Bebeth, sapaan akrabnya saat diwawancara usai acara di café kawasan Senopati, Minggu (1/5)
Alumni FHUI angkatan tahun 1992 itu menceritakan bahwa awal mula kegiatan ini memang berangkat dari ide alumni FHUI angkatan tahun 1992. Singkat cerita, ide tersebut kemudian dikomunikasikan dengan Ikatan Alumni FHUI (ILUNI FHUI) dan akhirnya tercetuskan ide untuk membuat komunitas lari dengan kapasitas yang lebih besar. Untuk diketahui, FHUI angkatan 1992 memang salah satu komunitas lari FHUI yang getol berkumpul dan mengikuti even lari.
Namun, Bebeth menekankan bahwa berdirinya FHUI Runners ini bukan berarti ‘menghapus’ eksistensi komunitas FHUI 1992 Runners yang telah lebih dulu dicetuskan. Kata Bebet, dengan wadah yang baru ini justru lebih menjangkau lebih banyak partisipasi dari alumni FHUI yang lebih luas lagi.
“Awalnya hanya ingin kumpul-kumpul. Terus ada ide kenapa nggak lari dulu sebelum kumpul dan sharing,” tambahnya.
Usai berlari, Ketua Umum ILUNI FHUI Ahmad Fikri Assegaf dalam sesi sharing menceritakan sepak terjangnya ketika mengikuti latihan lari di Kenya, Afrika. Fikri yang sejak empat tahun lalu mulai tertarik dengan olahraga lari mulai serius dan mencari-cari berbagai referensi mulai dari internet hingga buku, salah satunya Running With The Kenyans karangan Adharand Finn. Dari buku itu, keinginan untuk berlari melewati trek berbukit di kota kecil bernama Iten akhirnya ia jabanin.
“Saya akhirnya mantap untuk berangkat sendiri ke sana,” katannya
Hampir dua minggu, Fikri berlatih hari demi hari. Terkadang di tengah aktivitas larinya itu ia bertemu dengan atlet-atlet lari papan atas yang pernah menjuarai ajang lari kelas dunia. Ia mengaku banyak mendapat pengalaman dan pelajaran dari kunjungan singkatnya itu, terutama mengenai hobi larinya ini.
“Ingin kembali ke sana lagi suatu saat,” tambahnya.