Drama Rekonstruksi di Persidangan Kopi Sianida
Berita

Drama Rekonstruksi di Persidangan Kopi Sianida

Saksi nilai ada kejanggalan sikap terdakwa.

Oleh:
FNH
Bacaan 2 Menit
Sidang pembunuhan berencana Wayan Mirna Salihin di PN Jakarta Pusat. Hakim minta rekonstruksi. Foto: RES
Sidang pembunuhan berencana Wayan Mirna Salihin di PN Jakarta Pusat. Hakim minta rekonstruksi. Foto: RES
Persidangan kasus ‘kopi sianida’ yang menghilangkan nyawa Wayan Mirna Salihin terus berlangsung bak drama. Saksi demi saksi sudah dihadirkan dimuka persidangan. Bahkan persidangan Rabu (27/7), seluruh saksi dari Kafe Olivier dan saksi kunci Hani Boon Juwita, dihadirkan untuk mendapatkan keterangan yang saling berhubungan.

Dalam persidangan yang dipimpin oleh Hakim Kisworo, peristiwa meninggalnya Mirna direkonstruksi di muka persidangan. Reskonstruksi dilakukan setelah ada permintaan hakim anggota, Binsar Gultom. Binsar sempat menawarkan kepada JPU untuk menggelar persidangan di tempat kejadian perkara, yakni Kafe Olivier.

Binsar terus mencecar saksi-saksi dengan pertanyaan. Saat rekonstruksi, Binsar meminta saksi untuk menjawab pertanyaan dengan jujur dan sesuai peristiwa kejadian. “Hati-hati kalian, bahaya ini. Jadi jangan bertele-tele,” kata Binsar saat mengingatkan saksi di persidangan.

Saat rekonstruksi dilakukan, peristiwa penyajian es kopi vietnam kembali diulang. Pegawai Kafe Olivier, Agus, saat itu menghampiri meja 54 yang sudah dipesan oleh Jessica. Agus mengatakan bahwa saat ingin menuangkan air panas ke dalam racikan es kopi vietnam, dirinya menanyakan apakah kopi akan langsung diseduh atau tidak. Setelah Jessica menjawab, Agus langsung menuangkan air panas ke dalam es kopi vietnam.

“Saat itu Kak Jessica bertanya ini kopi apa, saya jawab ini kopi robusta. Rasanya sedikit pahit, tapi kalau merasa masih pahit bisa menambahkan susu diserver,” begitu tutur Agus.

Saat pernyataan Agus tersebut ditanyakan kembali ke Jessica, Jessica mengaku tak pernah bertanya terkait jenis kopi. Ia hanya mengucapkan, “Ini kopinya harum sekali,” begitu penjelasan Jessica. Tetapi, Jessica mengaku mengingat ucapan yang diutarakan Agus saat kejadian.

“Saya tidak bertanya, tapi saya ingat dia berbicara seperti itu,” kata Jessica.

Saksi lainnya yang dimintai keterangan adalah Manajer Bar Kafe Olivier, Devi Siagian. Dalam kesaksiannya, Devi menyatakan kejanggalan-kejanggalan yang dilakukan Jessica saat Mirna meregang nyawa. Saat itu, kata Devi, dirinya ingin menolong Mirna yang sudah kejang-kejang pasca meminum es kopi vietnam, Jessica terkesan menghalang-halangi. Bahkan, Jessica tidak bereaksi saat mellihat Mirna kejang-kejang.

“Saya perhatiin, ini kok Jessica tidak panik. Bahkan terkesan menghalang-halangi saat saya mau menolong Mbak Mirna. Saya pikir, teman dia yang kejang-kejang kok malah kita yang panik,” cerita Devi.

Devi juga mengaku mencicipi es kopi vietnam tersebut. Menurut Devi, setelah kejadian Mirna yang kejang-kejang, dirinya meminta Agus membawa es kopi vietnam tersebut ke bar. Saat itu, Devi langsung mendatangi bar dan mencicipi es kopi dengan sedotan yang juga digunakan Mirna. “Saya teteskan ke lidah, dari sedotan yang sama. Setelah itu terasa pedas, panas, dan tidak enak. Pokoknya enggak pantas diminum. Setelah itu saya langsung terasa mual-mual,” jelas Devi.

Saksi Hani juga mengungkapkan fakta baru. Hani mengatakan bahwa pertemuan bersama Jessica dan Mirna adalah untuk makan malam bersama. Hani mengaku tak tahu mengapa Jessica langsung melakukan pembayaran atau closing bill padahal mereka belum melakukan pemesanan untuk makan malam. “Jadi memang jadwalnya mau makan malam. Tidak tahu (soal closing bill),” tutur Hani.
Tags:

Berita Terkait