10 Tips Aman Melakukan Transaksi Perbankan
Berita

10 Tips Aman Melakukan Transaksi Perbankan

Pemerintah dan perbankan harus menyikapi serius kejahatan perbankan. Nasabah juga perlu waspada.

Oleh:
ANT/Mohamad Agus Yozami
Bacaan 2 Menit
Ilustrasi pembobolan dana nasabah. Foto: kelompokfroud.blogspot.com
Ilustrasi pembobolan dana nasabah. Foto: kelompokfroud.blogspot.com
Kejahatan di sektor perbankan semakin massif. Belakangan, uang nasabah di Surabaya sebesar Rp420 juta dikabarkan dicuri pihak tak bertanggung jawab. Ironisnya, nasabah sering disalahkan karena ketidaktahuan atas tindakan yang dilakukan. Padahal, pihak perbankanlah yang harus mau memperkuat sistem keamanannya dan melindungi nasabah dari berbagai macam metode pencurian.

Pemerintah dan perbankan tentunya perlu menyikapi secara serius kasus-kasus perbankan yang terjadi. Lantas, apa yang perlu dilakukan oleh nasabah bank agar uang yang mereka simpan di bank tidak dicuri pihak yang tidak bertanggung jawab. Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi atau Communication and Information System Security Research Centre (CISSReC), Pratama Persadha, menyampaikan 10 tips mengamankan transaksi perbankan agar tidak terulang lagi kasus pencurian uang nasabah.

Pertama, cek alamat situs internet banking. Bila bermasalah dan tidak seperti biasanya, segera tinggalkan dan jangan lanjutkan transaksi. Kedua, hati-hati terhadap situs bank palsu yang dibuat menyerupai aslinya. Perhatikan secara saksama nama situsnya. Banyak modus "phishing" yang mengalihkan pengguna ke situs palsu.

Ketiga, nasabah meyakini situs internet banking aman. Hal ini ditandai dengan HTTPS pada alamat situs. Jika diklik tanda gemboknya, ada identitas dan nama banknya. Keempat, gunakan jaringan sendiri ketika melakukan transaksi internet banking. Hindari gunakan Wi-Fi umum dan transaksi lewat gawai (gadget) orang lain.

Kelima, ganti "password" akun internet banking minimal setiap 3 bulan sekali. "Jangan gunakan nama, tanggal lahir, maupun hal lain yang mudah ditebak. Gunakan 'password' dengan kombinasi huruf, angka, dan simbol supaya lebih aman," katanya.

Keenam, gunakan SMS banking jika nasabah yakin bank bisa mengamankan transaksinya. Sebagian metode SMS banking di Indonesia, kata Pratama, tidak disertai pengamanan enkripsi atau pengacakan data yang memadai. Menurut Pratama, hal itu penting karena banyak metode yang bisa mengintersepsi proses transfer dan dialihkan ke rekening lain. (Baca Juga: Tabungan Artis Dibobol, Bank Diminta Bangun Sistem Aman untuk Nasabah)     

Ketujuh, hati-hati terhadap berbagai alat dan metode skimming yang dipasang di mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Ketika melakukan transaksi di ATM periksalah apakah ada kejanggalan pada mesinnya. Misalnya, terpasang benda aneh yang tidak biasanya ada di ATM. "Apabila terjadi masalah ketika melakukan transaksi, langsung hubungi call center resmi bank yang bersangkutan," katanya.

Delapan, pilihlah toko "online" atau "merchant" terpercaya. Pemakai kartu kredit atau debit harus memilih toko "online" maupun "merchant" yang mempunyai kredibilitas. Ia menekankan, "Jangan sembarangan bertransaksi di web atau toko yang tidak jelas 'track record'-nya".

Sembilan, usahakan lihat langsung ketika kartu kredit atau debit digesek pada saat transaksi. Hal ini untuk mencegah terjadinya kejahatan skimming atau pembayaran lebih dari satu kali. Sepuluh, pastikan tiga angka terakhir di belakang kartu kredit atau debit tidak diketahui orang lain. “Nomor card verification value (CVV) ini berguna untuk melindungi penggunaan kartu kredit atau debit oleh orang lain dalam transaksi 'online'," katanya.

Tags:

Berita Terkait