58 Tahun FH ULM, Jalan Panjang Melahirkan SDM Hukum
Rechtsschool:

58 Tahun FH ULM, Jalan Panjang Melahirkan SDM Hukum

Digelar antara lain lomba debat hukum dengan tema-tema penting seperti tipikor dalam RUU KUHP, sistem juri, dan peradilan khusus pemilu.

Oleh:
MYS
Bacaan 2 Menit
Pembukaan dies natalies FH ULM/Unlam Banjarmasin, Selasa (18/10). Foto: FH ULM
Pembukaan dies natalies FH ULM/Unlam Banjarmasin, Selasa (18/10). Foto: FH ULM
Di ruangan Mr Soejono, kampus Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, perhelatan sederhana itu digelar, Selasa (18/10). Gong dipukulkan, nasi tumpeng dipotong, dan do’a dipanjatkan. Diana Haiti menyerahkan tumpeng nasi kepada Daddy Fahmanadie. Yang lain di ruangan itu, umumnya dosen dan pegawai, juga mendapatkan bagian nasi tumpeng.

Diana Haiti, perempuan yang menyerahkan nasi tumpeng itu, adalah Wakil Dekan II (Administrasi Umum dan Keuangan) Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (FH ULM). Daddy, yang menerima nasi, adalah akademisi yang juga Ketua Pengarah Kegiatan Dies Natalies FH ULM. Dies Natalies FH ULM sebenarnya jatuh pada 21 September. Seremoni di ruangan Mr. Soejono itu tak lain adalah awal memulai perhelatan besar dalam rangka Dies Natalies fakultas hukum tertua di Kalimantan itu.

FH ULM merayakan hari miladnya yang ke-58. Pendirian fakultas ini tak bisa dilepaskan dari kelahiran Universitas Lambang Mangkurat pasca revolusi kemerdekaan. Proklamasi pemerintahan gubernur tentara di Desa Niih Kandangan 17 Mei 1949 menjadi titik awal mula. Beberapa tahun kemudian, para pejuang mendirikan Dewan Lambung Mangkurat, yang salah satu rencananya adalah mendirikan sebuah universitas.

Dari sanalah rencana itu diwujudkan hingga kini. Dan Fakultas Hukum salah satu fakultas yang awal dibentuk. Mr Soejono, tempat perhelatan sederhana itu digelar, merujuk pada Mr Soejono Hadidjojo, dekan pertama FH ULM (1958). Hingga kini sudah tiga belas orang pernah menduduki jabatan Dekan FH ULM.

Dalam perkembangannya, FH ULM terus berbenah. Sebagai fakultas hukum tertua di Kalimantan, kampus ini menjadi barometer pendidikan hukum sekawasan. Tak mengherankan, FH ULM berhasil menggelar Simposium Nasional dan Pelatihan Hukum Pidana dan Kriminologi III pada Mei lalu. Acara ini dihadiri puluhan guru besar pidana, serta ratusan akademisi dan praktisi hukum pidana dan kriminologi se-Indonesia.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah pengembangan sumber daya manusia hukum. Wakil Dekan II, Diana Haiti, dalam sambutan di ruang Mr Soejono juga menyinggung masalah sumber daya manusia yang dihasilkan dan prestasi yang diraih. Entah sudah berapa banyak lulusan FH ULM yang kini memegang posisi penting di lembaga-lembaga hukum. (Baca: 10 Akademisi Terbaik di Ajang Pelatihan Hukum Pidana).

Fakultas Hukum kini memiliki 17 orang doktor yang diharapkan bisa membawa perubahan penting SDM kampus ke depan. Milad ke-58, kata Diana, adalah momentu untuk mendorong fakultas hukum lebih maju, sehingga bisa menjadi barometer nasional. Bahkan sudah harus mempersiapkan diri untuk berkiprah di dunia internasional.

Dalam rangka itu pula, Dies Natalies ke-58 akan diisi beragam kegiatan seperti lomba debat hukum dan law expo. Sembilan tim akan berlomba dalam debat hukum. Setiap tim beranggotakan tiga orang. Mereka berdebat tentang tipikor, peradilan khusus pemilu, dan sistem juri di peradilan.

Beragam perlombaan olahraga juga dikelar, selain malam keakraban civitas akademika FH ULM. “Semoga dengan Dies Natalies ini terjalin sinergi positif,” kata Daddy Fahmanadie, pengarah kegiatan Dies Natalies, kepada hukumonline.
Tags:

Berita Terkait