Terungkap! Selain Rekomendasi, Irman Gusman Klaim Bicarakan Bulog dengan Jokowi
Berita

Terungkap! Selain Rekomendasi, Irman Gusman Klaim Bicarakan Bulog dengan Jokowi

Walau mengaku rekomendasi Irman tidak berpengaruh, Direktur Utama Bulog mengaku telepon Irman mendorongnya bertindak lebih cepat.

Oleh:
NOV
Bacaan 2 Menit
Keterangan foto : Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti saat bersaksi dalam sidang perkara terdakwa Xaveriandy Sutanto dan Memi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (15/11). Foto: NOV
Keterangan foto : Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti saat bersaksi dalam sidang perkara terdakwa Xaveriandy Sutanto dan Memi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (15/11). Foto: NOV
Penuntut umum KPK membuka rekaman percakapan antara Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Djarot Kusumayakti dengan Ketua DPD periode 2014-2019, Irman Gusman saat Djarot menjadi saksi dalam sidang perkara terdakwa Xaveriandy Sutanto dan Memi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (15/11).

Dalam rekaman percakapan tanggal 22 Juli 2016 pukul 19.00 WIB tersebut, Irman menyampaikan kepada Djarot bahwa ada permintaan gula dari Sumatera Barat (Sumbar). Bahkan, Irman merekomendasikan seorang teman lamanya bernama Memi alias Meme yang merupakan pemilik CV Semesta Berjaya, distributor gula di Sumbar.  (Baca Juga: Pengacara Ungkap 13 Kekeliruan Prosedur Penanganan Perkara Irman Gusman)

IrmanJadi kebetulan ada orang yang sudah berpengalaman sana yang bisa saya rekomendasi
DjarotOke, oke
IrmanHa ah. Bagus, oke pokoknya semuanya oke. Pokoknya Rapi dia
DjarotIya ha ah. Nggih
IrmanHa ah. Asal Pak Djarot bina saja
DjarotOh, baik pak
IrmanHa ah. Jadi, saya namanya Bu Meme. Sebetulnya saya temen lama itu
DjarotHe em. Nggih pak
IrmanSaya ketemu kemarin di Padang. Dia itu betul-betul melakukan operasi pasar pak
DjarotOh iya
IrmanPak Gubernur mendukung, semua mendukung, Sekjen Perdagangan mendukung. Kalau dia kerja nggak bagus saya kan nggak enak kan sama Pak Djarot. Nanti kan, oh ini Pak Irman nih, tapi karena saya tahu orangnya bagus dan memang dia hidupnya di sana. 
DjarotIya pak. Iya pak
IrmanJadi, kalau bisa Pak Djarot bina dia tuh. Menurut saya, apa saya sangat rekomen sekali
DjarotBaik kalau gitu saya minta. Apa, SMS nomor telepon sama nama ya pak. Nanti biar saya
IrmanJadi, nanti saya minta nomornya. Saya namanya Bu Meme, CV Terbuka (suara tidak jelas). Nanti saya kasih nomornya Pak Djarot. Nomor Pak Djarot boleh ya saya kasih dia
DjarotOh siap siap pak. Siap
IrmanIya kan. Jadi, ha ah. Mohon dibantu, kebetulan Pak Benhur disana. Dia ini cuma kan namanya Kadis. Sama Kabulog kan jauh bener kan. Kayak lihat matahari.
Djarot(tertawa) Nggak berani dia. Haha
IrmanDia bilang sudah lewat Pak Irman aja katanya. Ah ya sudah nanti saya bilang kerjanya yang bagus ya. Saya bilang begitu
DjarotHhmm. Baik, baik
Irman
Ha ah. Karena orang ini yang sudah saya yakini anu-nya selama ini dapatnya dari Medan, dari Jakarta. Berapa ongkosnya pak? Tapi, kalau Pak Djarot bisa menjadi dia tuh kan tangan kanan, dia bisa disuruh operasi. Dia bisa jadi tangan kanan kita. Kalo semuanya bisa dia ikutin secara aturannya kan
DjarotYa, ya
IrmanHa ah. Dan bahkan dia punya niat juga untuk bisa lebih berkembang lagi untuk gula lebih baik gitu lho
DjarotBaik pak. Nanti jadi perhatian tuh
IrmanHa ah. Jadi, ha ah. Jadi perhatian. Ya bagus lah
DjarotNggih
IrmanSaya kebetulan mau ke, malam ini saya ke Jepang. Kembali baru tanggal 1 Pak Djarot. Jadi, saya langsung kasih nomor saja ya, nama Ibu Meme
DjarotNanti saya hubungi
IrmanBoleh, saya suruh dia kontak Pak Djarot. Kalau bisa ketemu bagus sekali
DjarotJadi, kalau boleh saya dikasih nomornya biar nanti saya telepon dia juga
Sumber: Rekaman yang diputar di persidangan

Djarot pun mengakui jika rekaman yang diperdengarkan penuntut umum itu adalah percakapannya dengan Irman. Djarot menjelaskan, kala itu, harga gula di wilayah Sumbar masih tinggi. Irman menyampaikan jika dia memiliki teman pengusaha besar di Padang bernama Memi, sehingga Djarot meminta kontak Memi.

Setelah itu, Djarot menghubungi Memi. Ia ingin memastikan siapa sebenarnya Memi, apakah benar Memi merupakan kawan Irman, dan apakah benar Memi memiliki latar belakang pengusaha. Untuk mengkonfirmasi, Djarot juga menghubungi anak buahnya, Kepala Divisi Regional (Divre) Bulog Sumatera Barat, Benhur Ngkaime. (Baca Juga: Demi Fee, Irman Gusman Disebut Manfaatkan Pengaruhnya Terhadap Dirut Bulog)

Menurut Djarot, berdasarkan konfirmasi dari Benhur, Memi memang pengusaha besar dan salah satu mitra untuk pendistribusian gula di Sumbar. Memi sudah mengajukan purchase order (PO) gula impor sebanyak 3000 ton ke Perum Bulog Divre Sumbar, tetapi belum dapat dipenuhi karena stok gula di Bulog Sumbar sedang kosong.

Mengingat harga gula masih cukup tinggi dan penugasan pemerintah terhadap Bulog untuk untuk menstabilkan harga gula, Djarot langsung menindaklanjuti pembicaraannya dengan Irman. Namun, ia membantah jika permintaan Irman yang merekomendasikan Memi mempengaruhi tindakannya tersebut.

“Penugasan daripemerintah kepadasayawaktu itu, bisamenekan di kisaran Rp16ribu. Artinya,siapapun yang menelepon atau tidak ditelepon pun, sepanjang ada orang yang mau membantu mendistribusikan,dengan catatan tidak melampaui harga yang kitainginkan sampaike konsumen,tentu kamiakan lakukan,” katanya.

Walau begitu, Djarot mengakui telepon Irman mendorongnya bertindak lebih cepat, karena Irman adalah orang terhormat yang mempunyai konstituen di daerah. “Ada pengaruhnya dibanding kalau dapat telepon dari orang yang tidakyang tidak ada kaitannya dengan Sumbar maupun orang yang kewibawaan jabatannya tidak setinggi beliau,” imbuhnya. (Baca Juga: “Tamu” Irman Gusman Ternyata Berstatus Tahanan Kota)

Mengenai respon Djarot yang selalu menyebut kata “siap” saat berbicara dengan Irman, Djarot mengungkapkan, itu hanya karakternya untuk menghormati jabatan Irman. Djarot menegaskan, setiap berbicara dengan orang terhormat, ia biasanya tidak memanggil nama dan selalu mengatakan “siap” untuk hal yang tidak prinsip.

Setelah menerima telepon Irman, serta menelepon Memi dan Benhur, CV Semesta Berjaya akhirnya mendapatkan pembelian gula sebesar ton dari Bulog. Akan tetapi, lanjut Djarot, gula itu buka berasal dari gudang Divre Sumbar, melainkan Divre Bulog DKI Jakarta. Dan, jumlahnya tidak langsung 3000 ton, melainkan bertahap 1000 ton.

Bicara Bulog dengan Jokowi
Selain merekomendasikan Memi, ternyata Irman juga sempat menyinggung pembicaraannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berbicara dengan Djarot di telepon. Sebagaimana isi rekaman, Irman mengatakan dirinya sudah berbicara dengan Jokowi mengenai kelembagaan Bulog. (Baca Juga: Kronologi Penangkapan Irman Gusman di Kediaman)

IrmanBoleh, boleh Bang djarot. Eh gimana, di Bulog bagus kan? Sesuai kebijakan dulu kan?
DjarotYa alhamdulillah, cuma ini kelembagaannya belum bapak
IrmanMakanya oke kalau gitu, pulangnya ketemu saya lagi. Saya sudah ketemu Pak Jokowi, sudah bicara.
DjarotOh, baik, baik
IrmanSaya bilang gini, "Pak, Bulog itu tidak boleh orientasinya profit, harus menjadi stabilisator." Profit ndak profit itu hanya efisiensi, "Ya Pak Irman iya, setuju sekali Pak". Jadi apa di Inggris itu mungkin dalam rangka penanganan pangan ini, mungkin mereka akan danai dan jadikan Bulog itu langsung ke Presiden.
DjarotEmm.. Kalau itu lebih bagus artinya..
IrmanLho memang, saya terus terang saja, kan saya bicara soal sistem. Kalau Bulog ini dijadikan Perum segala macam, bagaimana?
DjarotIya pak, iya
IrmanJadi betul-betul menjadi stabilisator, nanti cara-cara bagaimana penanganan belinya, kan ya Pak Djarot orang BRI kan
DjarotIya
IrmanPasti rapi lah, uang seratus ribu aja bisa aman kok di BRI itu kan
DjarotIya
IrmanApalagi uang sepuluh miliar, bagaimana kan, transaksi Bulog itu mana hebat daripada BRI hayo?
DjarotIya betul pak
IrmanLoh ndak, betul kan?
DjarotBetul-betul
IrmanCoba dihitung semua. Transaksi Bapak tu hitung, berapa sih? Ha?
DjarotEmm oh iya
IrmanDibandingin Bapak waktu di BRI ya kan?
DjarotWah jauh Pak, jauh sekali Pak
IrmanAhh jadi kan, berapalah di ini, dan gede-gede lagi kan?
DjarotYa Pak betul
IrmanUrusannya puluhan nih, puluhan juta, ratusan rupiah, miliaran begitu urusannya kan?
DjarotIya iya
IrmanNggak ada urusan sepuluh ribu transfer ini, nggak ada itu. Hanya teknologi aja yang harus ditingkatkan nanti
DjarotBetul betul
IrmanKemudian luas cakupannya juga. Nah, jd nanti Mas Djarot, kalau saya sudah pulang, kita duduk lah sambil makan kek gitu lho. Pulang dari jepang sy
DjarotSiap, pak siap
IrmanLain-lain, gimana? Yang lain apa?
DjarotNggak ada yang lain, aman, aman
IrmanAman ya
DjarotAman pak
IrmanJadi, terima kasih nih Mas Djarot ya
DjarotMonggo pak. Saya tunggu nomornya tuh pak
IrmanIya boleh. Assamualaikum
DjarotYa, waalaikumsalam
Sumber : Rekaman yang diputar di persidangan

Percakapan ini kembali dibenarkan oleh Djarot. Namun, ketika ditanyakan penuntut umum Ahmad Burhanudi mengenai apa maksud Djarot saat mengatakan “Kalau itu lebih bagus” saat Irman menyinggung usulan “Bulog langsung ke Presiden”, Djarot mengaku dirinya hanya mengamini ucapan Irman.

“Sayakira, posisi saya di telepontidak dalam rangka diskusi apakah itu sebuah usulan yangbagus atautidak. Tapi,paling tidak, itu adalah niat baik dariseorang pemimpin, Ketua DPD,tentu sayaakan iya-kan. Toh,itu bukan kewenangan sayasekaligus jugabukan kewenangan Pak (Ketua) DPD,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, Xaveriandy Sutanto dan Memi didakwa memberikan hadiah uang sebesar Rp100 juta kepada Irman. Keduanya didakwa melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 UU Tipikor jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Sementara, dalam sidang terpisah, Irman juga didakwa dengan Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 UU Tipikor.

Dalam dakwaannya, Irman disebut penuntut umum menerima hadiah Rp100 juta dari Memi dan Xaveriandy karena mengupayakan CV Semesta Berjaya mendapat alokasi pembelian gula yang diimpor Bulog untuk disalurkan di Sumbar dengan memanfaatkan pengaruhnya terhadap Direktur Utama Bulog.

Tags:

Berita Terkait