Adnan Pandu Praja, Tak Pernah Bosan Berjuang untuk Membasmi Korupsi
Berita

Adnan Pandu Praja, Tak Pernah Bosan Berjuang untuk Membasmi Korupsi

Korupsi baru akan dirasakan dampaknya di masa depan, sehingga memang sangat dibutuhkan orang yang giat di bidang pemberantasan korupsi.

Oleh:
HAG
Bacaan 2 Menit
Mantan Komisioner KPK, Adnan Pandu Praja. Foto: HAG
Mantan Komisioner KPK, Adnan Pandu Praja. Foto: HAG
Siapa tak kenal Adnan Pandu Praja. Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ini masih gemar menggeluti kegiatan anti korupsi. Pria yang mendapatkan gelar LLM dari University of Technology di Sidney Australia ini melanjutkan kariernya di KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance), lembaga yang bertugas melakukan pencegahan korupsi secara murni di privat sector. Menurutnya, Indonesia membutuhkan pegiat anti korupsi yang cukup banyak karena pelaku korupsi makin massif.

“Ada yang bertanya pada saya ada KPK korupsi tidak juga hilang? Sama juga dengan narkoba kenapa sudah ada BNN tapi narkoba masih ada, Karena antara petugasnya dengan pelakunya lebih banyak pelakunya. KPK setiap tahun menerima 8000, tetapi yang ditangain KPK sekitar 75 kasus. Kenapa KPK tidak membuka cabang di daerah? Karena kalau buka cabang, lalu apa tugasnya polisi, sehingga memang yang dibutuhkan adalah pegiat anti korupsi,” tuturnya kepada hukumonline.

Pria yang lahir di Jakarta, 14 Januari 1960 itu mengatakan korupsi baru akan dirasakan dampaknya di masa depan, sehingga memang sangat dibutuhkan orang yang giat di bidang pemberantasan korupsi. Dengan begitu, Negara bsia bebas dari praktik korupsi. (Baca Juga: Ini Kata Eks Pimpinan KPK Soal Draf Revisi UU KPK)

“Mestinya harus semakin banyak orang yang bergiat di korupsi, dengan cara itu itu bisa bebas korupsi,” kata Adnan.

Adnan menjelaskan, dirinya ingin bermanfaat bagi sesama. Hal inilah yang membuat dia bertahan walaupun diterpa banyak cobaan di dunia pemberatasan anti korupsi. Sebut saja kasus Cicak- Buaya yang sempat menyeretnya menjadi calon tersangka.

“Lawannya anti korupsi bukan hanya di Indonesia tapi di seluruh negara di dunia. Kalau tidak polisi ya parlemen. Jadi ya sudah tahu kondisinya akan seperti itu. Di Indonesia lebih baik lah, dibanding kemarin, di Malaysia Jaksa ditemukan mati di semen. Kemudian, di Hongkong saat pendirian KPK Hongkong banyak menelan korban jiwa,” ujarnya.

Dukungan dan lingkungan yang sangat kondusif juga membuat dirinya tetap bisa konsisten dan tidak tergelincir. Sebut saja saat dirinya baru diangkat menjadi komisioner KPK. Anaknya tiba- tiba meminta kode etik KPK dan anaknya juga selalu melakukan investigasi ketika Andan mendapatkan tamu ketika di rumah. (Baca Juga: Satu Lagi Pimpinan KPK Dilaporkan ke Polisi)

“Saya cukup kaget ketika baru menjadi komisioner KPK, kemudian anaknya minta kode etik KPK. Jadi anak saya seperti provos kalau di rumah. Istri saya juga begitu. Jadi di luar ketat dan di rumah juga ketat, sehingga saya bersyukur sekali punya lingkungan yang membuat saya tidak tergelincir,” ceritanya sambil tersenyum.

Disandingkan dengan komisioner yang memiliki latar belakang hukum membuat Adnan merasa dimudahkan dalam menjalankan amanah saat di KPK. “Kebetulan saya berada di kelompok yang blessing, lima sarjana hukum semuanya, empat backgroundnya NGO, satu jaksa yang bersih banget. Sehingga kita memiliki cara berpikir yang sama, tidak ada yang berbeda. Saya merasa diuntungkan dengan posisi itu,” tuturnya.

Adnan meningatkan bahwa segala pekerjaan harus dipertanggungjawabkan. Walaupun tidak ada yang melihat seseorang melakukan korupsi, semua tetap akan dipertanggungjawabkan. Menurutnya, hal bduaya jujur harus dijaga dalam setiap keadaan. “Ingat bahwa semua akan dipertanggungjawabkan sehingga kita harus terbiasa dengan budaya jujur dan tidak korupsi,” pungkas Adnan.

Tags:

Berita Terkait