Kapolri Minta Novel Sebut Nama Jenderal yang Terlibat
Berita

Kapolri Minta Novel Sebut Nama Jenderal yang Terlibat

Penyidik terus berupaya mencari pelaku kasus penyerangan Novel tersebut.

Oleh:
ANT/ASH
Bacaan 2 Menit
Mereka memberikan dukungan kepada KPK dan juga meminta Presiden Jokowi turun tangan langsung dengan cara membentuk tim khusus untuk mengusut kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Mereka memberikan dukungan kepada KPK dan juga meminta Presiden Jokowi turun tangan langsung dengan cara membentuk tim khusus untuk mengusut kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian meminta penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyebut nama jenderal yang diduga terlibat dalam kasus penyiraman air keras terhadap Novel.

"Kalau ada oknum jenderal, jenderal yang mana? Buktinya apa? Itu yang penting," kata Tito Karnavian di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/6/2017)/

Pihaknya pun menyayangkan sikap Novel yang mengungkapkan pernyataan itu kepada media, bukan kepada penyidik Polri.Pasalnya menurut dia, pernyataan Novel di media menimbulkan kesan bahwa ada keterlibatan institusi Polri dalam aksi kejahatan terhadap dirinya.

"Jangan sampai keluar pernyataan tapi kemudian tidak ada buktinya. Tentu saya menyayangkan karena berakibat negatif terhadap institusi Polri," katanya. Baca Juga: Kasus Novel Dinilai Mandek, Komisi III Desak Polri Kerja Cepat

Dia mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan KPK mengenai perkembangan penanganan penyidikan kasus penyiraman air keras terhadap Novel. "Saya rencananya Senin mau ke KPK," katanya.

Selain hendak membicarakan perkembangan penyidikan kasus tersebut, Tito juga akan membahas pernyataan Novel tersebut dengan para petinggi KPK. "Kalau ada buktinya, kami terbuka untuk itu, kami akan proses," ujarnya.

Sementara Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan sejauh ini penyidik sulit untuk menemui Novel yang masih dirawat di Singapura."Oleh dokternya tidak diizinkan. Harus ada dokter dan dokternya sedang cuti. Penyidik hanya diberikan akses lima menit," katanya.

Setyo pun meminta Novel untuk mengungkapkan persoalan ini. “Kalau dia punya informasi, silahkan dituangkan dalam BAP. Kalau dia menyebut nama, sebaiknya hati-hati karena kalau tidak terbukti, ada implikasi hukum," katanya.

Pihaknya menegaskan bahwa penyidik terus berupaya mencari pelaku kasus tersebut. "Kami terus melacak pelakunya. Jangan dikatakan ini berhenti," katanya.

Sejumlah metode investigasi pun telah dilakukan para penyidik untuk membuat kasus ini menjadi terang."Ada dua cara metode deduktif dan induktif dari dalam dan dari luar, itu kami lakukan terus," katanya.

Mengirim tim
Tito melanjutkan akan menindaklanjuti pernyataan penyidik KPK Novel Baswedan mengenai dugaan keterlibatan jenderal dalam kasus teror terhadap yang bersangkutan dengan mengirim tim ke Singapura.

"Kita telah dua kali mengirim tim ke Singapura untuk mengungkap kasus teror terhadap Novel yang kini sedang menjalani pengobatan matanya di rumah sakit Singapura akibat disiram air keras, setelah munculnya pernyataan adanya dugaan keterlibatan seorang jenderal pihaknya akan mengirim kembali tim meminta penjelasan agar tidak berkembang menjadi fitnah," kata Tito.

Menurut dia, kasus teror terhadap penyidik KPK itu menjadi perhatian serius pihaknya untuk diungkap secara terang benderang sehingga tidak berkembang persepsi macam-macam. Jika pernyataan Novel mencurigai ada jenderal yang terlibat dalam aksi teror terhadap dirinya, jangan ragu-ragu menyebutkan namanya namun harus didukung bukti yang kuat.

"Sebutkan saja siapa jenderal yang dimaksud, informasi tersebut penting diungkap untuk menindaklanjuti kasus teror kepada penyidik KPK dan memproses siapapun yang terlibat sesuai dengan ketentuan hukum,” tegasnya.

Dia menambahkan pernyataan Novel diharapkan bisa segera diklarifikasi oleh tim untuk menentukan langkah penyelesaiannya sesuai dengan ketentuan hukum. Pernyataan Novel Baswedan cukup mengejutkan dan menjadi perhatian masyarakat, jika tidak segera ditindaklanjuti akan menjadi fitnah bagi institusi Polri.

“Jika pernyataan penyidik KPK itu memiliki bukti kuat akan segera diproses. Namun sebaliknya jika tidak, yang bersangkutan diminta untuk tidak menyebar fitnah,” katanya.

Dalam wawancara dengan Time, Novel Baswedan sempat menyebut dugaan keterlibatan jenderal polisi dalam kasus penyiraman air keras terhadap dirinya.Sebelumnya, Novel disiram air keras yang diduga dilakukan dua pria tidak dikenal di Jalan Deposito depan Masjid Al Ikhsan RT03/10 Kelapa Gading Jakarta Utara usai menjalani shalat subuh pada Selasa (11/4) pukul 05.10 WIB.

Akibat kejadian itu, Novel mengalami luka pada bagian wajah dan bengkak pada bagian kelopak mata kiri, sementara itu pelaku melarikan diri. Petugas kepolisian sempat mengamankan empat orang yang dicurigai terlibat kekerasan terhadap Novel berinisial M, H, AL dan N alias N.

Namun polisi melepaskan keempat orang itu karena tidak cukup bukti terlibat aksi teror kepada penyidik senior KPK tersebut. Baca Juga: Komnas HAM: Kasus Penyerangan Novel Harusnya Sudah Bisa Ditemukan Pelakunya
Tags:

Berita Terkait