Ratih D. Amri, In House Counsel yang Aktif dalam ‘Gerakan Mari Berbagi’
Berita

Ratih D. Amri, In House Counsel yang Aktif dalam ‘Gerakan Mari Berbagi’

Sempat bekerja di firma hukum besar di Indonesia dan Belanda, Ratih terdorong untuk berkontribusi mencetak generasi muda.

Oleh:
Norman Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit
Ratih D. Amri dalam pelatihan di kantor hukumonline. Foto: HOL
Ratih D. Amri dalam pelatihan di kantor hukumonline. Foto: HOL
Menyandang tugas sebagai pengacara internal perusahaan (in house counsel) sekaligus corporate secretary jelas menyita banyak waktu. Selain memimpin tim hukum internal perusahaan menangani masalah, penyandang amanah semacam itu bertugas pula menjembatani kebutuhan perusahaan dengan direksi, komisaris serta pihak lain di luar perusahaan. Namun tugas berat itu bisa dijalani jika kita mencintai pekerjaan.

Ratih D. Amri sebenarnya tengah menikmati karirnya sebagai associate di sebuah firma hukum ternama di Jakarta. Di luar rencana, Ratih 'dilamar' menjadi seorang in house counsel oleh salah satu kliennya, yaitu salah satu perusahaan tambang besar, yang kini bernama PT Vale Indonesia Tbk. Bergabung sejak 2005 di perusahaan ini, awalnya Ratih mengemban tugas sebagai  in house counsel, kemudian  dipercaya untuk sekaligus berperan sebagai corporate secretary perseroan sejak awal tahun 2011. Menduduki jabatan penting ini tak lantas membuat Ratih lupa pada pengabdian sosial.

Salah satunya dalam ‘Gerakan Mari Berbagi’ (GMB), sebuah gerakan moral yang dimaksudkan untuk mendorong dan mengarusutamakan sikap mental dan perilaku untuk memberi dan berbagi (giving back values). Pertama kali diluncurkan di Banda Aceh 4 Juli 2012, GMB adalah gerakan moral untuk mengajak, mendorong dan memberi, bukan mencaci maki tanpa solusi terhadap tantangan dan persoalan yang ada di sekitar. Dalam gerakan ini, nama Ratih tertera sebagai Ketua Dewan Pengawas.

Puluhan pemuda dengan kualifikasi terbaik dipilih secara berkala sebagai kader yang dilatih dalam kegiatan berbasis komunitas seperti petualangan (youth adventure),  kepemimpinan (youth leadership forum), dan tinggal di luar negeri untuk menambah pengalaman internasional. Nilai dasar yang ditanamkan dan disebarkan lewat GMB adalah hidup melampaui kepentingan diri sendiri (living beyond yourself), berbagi dalam perbedaan (sharing in diversity), kesukarelawanan (voluntarism), dan mulailah dari diri sendiri (start forum yourself).

Ia berharap ikut serta di GMB bisa berkontribusi melahirkan generasi baru yang lebih baik. Harapannya akan lahir pemimpin-pemimpin masa depan yang berintegritas. “Ini wadah yang kita bentuk agar pemuda dari Sabang sampai Merauke bisa bersinergi, bertemu dengan inspiring leaders sehingga mereka bisa belajar menjadi pemimpin yang sukses, berintegritas, dan berbuat nyata,” jelasnya.

Ratih beromitmen memberikan motivasi kepada para generasi muda. Melalui keterlibatannya di GMB, misalnya ia pernah memimpin diskusi tentang How to Reach Your Top Career: Up and Down Moments di Youth Leaders Forum. Bagaimana memotivasi kalangan muda percaya diri mendapatkan karir yang baik.

Itu pula yang dilakukan Ratih di kantor hukumonline pada akhir Agustus lalu. Ia memberikan motivasi dan kiat-kiat menjalani profesi hukum kepada puluhan lulusan fresh graduate fakultas hukum. Saat ditemui Hukumonline dalam turnamen golf Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia beberapa waktu lalu, Ratih juga membawa serta dua orang adik asuhnya di GMB untuk mempromosikan gerakan sosial moral berbagi.

We have to do something. Paling tidak, ada kontribusi di batas kemampuan dan kapasitas kita untuk menjadikan Indonesia lebih baik. Dimulai dari dari pemuda,” ujarnya saat diwawancarai hukumonline.

(Baca juga: Serunya Bimbingan Kerja Profesi Hukum ala Hukumonline).

Ratih memang tidak asal bicara. Meskipun bukan aktivis sosial selama di kampus, Ratih telah menunjukkan kepeduliannya setelah bekerja. Ia lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1995. Dua tahun kemudian memperoleh sarjana ekonomi dari universitas yang sama. Sejak lulus dari Fakultas Hukum, Ratih memulai karir professional hukumnya setelah bergabung dengan firma hukum Mochtar Karuwin Komar (MKK).

Bertahan di firma hukum ini sampai tahun 2005, Ratih melanjutkan studinya ke Leiden, Belanda, tahun 1999. Usai menyandang gelar LLM di Negeri Kincir Angin ini Ratih mendapat kesempatan bergabung selama satu tahun dengan firma hukum internasional Clifford Chance, sebelum kembali ke MKK. Saat berada di Belanda inilah cikal bakal inspirasi gerakan sosial itu sempat didiskusikan bersama teman-teman kuliahnya asal Indonesia. Mereka bertanya kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk Indonesia.

Pertanyaan itu menggugah jiwa Ratih untuk berbuat lebih banyak lagi bagi sesama sekembalinya ke Tanah Air. Pada 2005 saat bergabung dengan Vale Indonesia (dahulu dikenal sebagai PT Inco), yang merupakan klien yang banyak ditangani Ratih sewaktu di MKK, tidak membutuhkan masa penyesuaian yang terlalu lama. Di sini, Ratih menangani urusan hukum dan kepatuhan perusahaan. Di sela-sela kesibukannya, Ratih meluangkan waktu untuk berbagi dalam aksi sosial moral.

Ratih merasa GMB adalah jalur yang tepat. Di sini bisa bertemu banyak pemuda yang punya semangat membangun negeri. “Justru ini adalah sumber energi saya. Sejak awal saya juga ingin bermanfaat dan berbuat sesuatu untuk bangsa kita,” imbuhnya. “Saya mendapat inspirasi dari mereka, my recharge,” sambung perempuan berkerudung ini.
Tags:

Berita Terkait