Pentingnya Dua BANI Bersatu
Fokus

Pentingnya Dua BANI Bersatu

Kedua kubu BANI membuka kemungkinan untuk berdamai namun dengan syarat tertentu.

Oleh:
Aji Prasetyo/KAR/NEE
Bacaan 2 Menit
Ilustrasi: HGW
Ilustrasi: HGW

Perseteruan yang terjadi di dalam Badan Arbitrase Nasional Indoensia (BANI) versi Mampang dan Souverign masih belum berakhir. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang menganggap BANI versi Sovereign merupakan pihak yang sah merupakan satu dari sengketa yang dialami dua BANI ini.

 

Sebelumnya, Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta mengabulkan gugatan BANI Mampang atas Surat Keputusan Menkumham tentang Pengesahan Badan Hukum BANI Sovereign. Tetapi, kedua putusan pengadilan ini belum berkekuatan hukum tetap karena kedua kubu yang kalah mengajukan banding.

 

(Baca Juga: Sengketa Dualisme BANI Berlanjut ke Tingkat Banding)

 

Akademisi Singapura dan juga arbiter internasional Steve Ngo pun angkat bicara mengenai perseteruan ini. Steve mengaku khawatir perpecahan di tubuh BANI, bisa memunculkan pandangan miring terhadap lembaga itu di dunia internasional. Ia mengingatkan kepercayaan adalah kunci penyelesaian melalui arbitrase.

 

Sementara itu arbiter internasional Karen Mills menyarankan agar kedua BANI baik itu versi Mampang atau Sovereign bersatu. Karena, perselisihan di antara keduanya bukan membuat BANI menjadi lebih baik justru menimbulkan kebingungan masyarakat, BANI mana yang seharusnya digunakan jasanya dalam suatu sengketa arbitrase.

 

Hal itu, kata Mills, tentunya akan berakibat dengan berkurangnya permintaan penyelesaian sengketa kepada kedua BANI dan tentunya secara otomatis akan menurunkan pendapatan baik di kubu Mampang atau Sovereign. “Organisasi membutuhkan biaya, mereka butuh kasus,” ujar Mills dalam wawancaranya kepada Hukumonline beberapa waktu lalu.

 

Menurut Mills, tujuan utama lembaga arbitrase adalah menyelesaikan perselisihan. Oleh karena itu, tidak masuk akal jika lembaga yang menyelesaikan perselisihan tersebut justru saling bersengketa satu sama lain. Mills berharap, para petinggi dari kedua BANI meninggalkan ego masing-masing demi berjalannya sebuah lembaga arbitrase yang menjadi tumpuan masyarakat dalam menyelesaikan sengketa. 

 

Hal senada dikatakan advokat senior yang juga tergabung dalam International Chamber of Commerce (ICC) Frans Hendra Winarta. Menurutnya, jika semua organisasi arbitrase bersaing maka akan menyulitkan mereka sendiri karena akan sulit menutup biaya operasional. 

Tags:

Berita Terkait