Melda Kamil Ariadno: Dari Mahasiswa Berprestasi, Lawyer, Hingga Menjabat Dekan FH UI
Berita

Melda Kamil Ariadno: Dari Mahasiswa Berprestasi, Lawyer, Hingga Menjabat Dekan FH UI

"Sebenarnya hidup bukan soal mencari uang. Apa yang ingin kamu lakukan di dunia ini? Kalau kamu memimpikan sesuatu, buatlah menjadi kenyataan".

Oleh:
Norman Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit
Melda Kamil Ariadno. Foto: NEE
Melda Kamil Ariadno. Foto: NEE

Melda Kamil Ariadno, salah satu dari deretan lulusan terbaik yang pernah dimiliki Fakultas Hukum Universitas Indonesia angkatan 1987 didapuk berpidato mewakili para wisudawan kala itu. Juara satu ajang Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI) tahun 1991 ini berhasil lulus dalam masa 4,5 tahun, sebuah pencapaian langka di generasinya.

 

Bersama Topo Santoso (belakangan menjabat Dekan FH UI yang digantikan Melda-red), Melda naik ke podium menjadi perwakilan pasangan wisudawan dengan nilai terbaik dari FH UI. Melda mungkin tak pernah menyangka kelak mereka berdua saling menggantikan memimpin FH UI.

 

Pernah menjadi aktivis di Senat Mahasiswa FH UI sebagai pengurus bidang pendidikan, Melda memiliki capaian akademis cemerlang. Terbukti saat ujian skripsi ia langsung diminta Guru Besar Hukum Internasional Publik Prof. Djenal Sidik Suraputra menjadi asisten dosen. Tak berhenti disitu, saat jeda menanti wisuda Melda juga pernah dilamar HHP Law Firm tempatnya magang untuk menjadi full time lawyer.

 

Alumni SMAN 34 Jakarta ini memang telah menjadi juara kelas sejak SD hingga SMA. Dengan nilainya ia bisa diterima oleh sekolah terbaik manapun di Jakarta. Namun Melda dilarang jauh-jauh dari rumah atas permintaan ayahnya. Anak perempuan pertama kesayangan Papanya ini selalu menurut.

 

“Awalnya ingin kuliah hukum internasional di PTN Bandung, saat itu yang dikenal bagus disana, namun karena dilarang Papa, jadilah di UI. Pilihan keduanya waktu itu Hubungan Internasional FISIP UI,” kenang Melda saat diwawancarai hukumonline usai pelantikannya sebagai Dekan FH UI pada 20 Desember 2017 lalu.

 

Melda menceritakan beberapa hal berkesan yang mengubah hidupnya semasa kuliah. Yang pertama disebutnya adalah Senat Mahasiswa. Pengalaman sebagai aktivis Senat menyadarkannya bahwa menjadi mahasiswa bukan semata soal nilai bagus namun juga berkarya untuk masyarakat. Hal berkesan berikutnya adalah saat harus menuangkan pemikirannya dalam karya tulis bertema “kontribusi untuk kemajuan bangsa” di ajang Mapres. “Very serious paper,” kata Melda.

 

Namun yang paling menyentak Melda adalah momen saat ia harus membaca pidato kelulusan mewakili para wisudawan. Ia menyusun sendiri kalimat demi kalimat yang masih ia simpan rapi naskahnya hingga kini. Melda merenungi kalimat yang ia ucapkan lantang. “Saya mengucapkan ‘semoga kita bisa berguna bagi nusa dan bangsa’, so what I’m going to do next?” Melda berkisah.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait