Radikalisme dan Narkoba Mengancam Generasi Milenial
Pojok MPR-RI

Radikalisme dan Narkoba Mengancam Generasi Milenial

Generasi milenial harus memiliki benteng diri yang kokoh sehingga mampu menangkal ancaman tersebut.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah. Foto: Humas MPR
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah. Foto: Humas MPR

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Ahmad Basarah menyebut bahwa tantangan yang dihadapi generasi milenial saat ini semakin kompleks. Narkoba dan pengaruh radikalisme adalah ancaman yang paling menonjol. Karena itulah, generasi milenial harus memiliki benteng diri yang kokoh sehingga mampu menangkal bekerjanya paham ideologi liberalisme yang salah satu modusnya dengan narkoba dan paham radikalisme agama melalui aksi penggalangan dan cuci otak generasi muda untuk ikut kelompok radikal dan bahkan terorisme.

 

Demikian disampaikan Ahmad Basarah ketika memberikan kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa dan mahasisiwi serta civitas akademik Universitas Pancasakti dengan tema "Penguatan Ideologi Pancasila di Kalangan Mahasiswa dan Civitas Akademik Universitas Pancasakti  di Tegal, Jawa Tengah, Selasa (28/8).

 

Ketua Panitia 1 Ad-Hoc Haluan Negara MPR RI itu mengatakan, benteng yang dapat menjaga generasi milenial dari ancaman tersebut adalah dengan sosialisasi dan pembudayaan nilai-nilai ideologi Pancasila. Sebagai ideologi yang menjadi harmoni antara hubungan duniawi dan ukhrowi, Pancasila dapat mencegah generasi milenial terjebak ke dalam kutub ekstrem liberalisme dan radikalisme.

 

"Di samping itu, generasi milenial harus waspada dan bijak dalam menggunakan media sosial. Sebab penyebaran paham-paham radikalisme dan gaya hidup bebas saat ini menyebar luas melalui jejaring media sosial. Dan dalam hal ini, generasi milenial mudah sekali terpapar, paham tersebut," ujar Basarah yang ternyata putra asli dari Tegal tersebut.

 

Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu melanjutkan, paham radikal mudah sekali menyebar di kalangan generasi milenial. Terlebih bagi mereka yang memiliki basis pemahaman agama dangkal, maka dengan mudah akan terpikat dengan strategi cuci otak dan indoktrinasi paham tersebut.

 

Masuknya paham radikal di kalangan generasi muda bukanlah isapan jempol semata. Berdasarkan data yang dilansir Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bahwa ada tujuh Perguruan Tinggi terkemuka di Indonesia yang sudah terpapar radikalisme. Karena itulah harus ada upaya sistematis untuk menangkal berkembangnya paham tersebut.

 

"Upaya konkret yang bisa dilakukan adalah dengan membangun kontra narasi dan memberikan pemahaman keagamaan yang tepat dan moderat melalui berbagai media sosialisasi dan pengajaran di setiap kampus. Hal lain yang juga penting untuk dilakukan adalah dengan menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila yang bersifat membumi" urai mantan Sekjen Presidium GMNI tersebut.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait