Begini Nasihat Ketua MPR Kepada Pimpinan Ormas Kepemudaan
Pojok MPR-RI

Begini Nasihat Ketua MPR Kepada Pimpinan Ormas Kepemudaan

Tugas berat menghadang para pemuda Indonesia. Sebab berdasarkan data world bank disebutkan bahwa pemuda Indonesia yang menjadi pengangguran sangatlah tinggi. Bahkan lebih tinggi dibanding Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Ketua MPR Zulkifli Hasan. Foto: Humas MPR
Ketua MPR Zulkifli Hasan. Foto: Humas MPR

Masa depan, tantangan dan persaingan yang  dihadapi para pemuda bakal semakin berat. Karena itu, setiap pemuda harus mempersiapkan dirinya dengan baik. Bekerja keras dan tidak gampang mengeluh. Terus belajar, gemar membaca, dan menguasai ilmu pengetahuan. Demikian yang disampaikan Ketua MPR Zulkifli Hasan di depan 22  pimpinan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Kepemudaan di Ruang Rapat Pimpinan MPR, Gedung Nusantara III Komplek Parlemen Jakarta, Rabu (12/9).

 

Puluhan organisasi kepemudaan yang tergabung dalam Majelis Permusyawaratan Pemuda Indonesia menyambangi Ketua MPR. Tujuannya agar mendapat dukungan terkait rencana pelaksanaan Silaturahmi Nasional (silatnas) Komite Nasional Pemuda Indonesia. Rencananya, acara tersebut bakal digelar pada 22-23 September yang akan datang. Delegasi ormas kepemudaan, itu dipimpin Ketua Steering Commitee Silatnas Khaerul Razak.

 

Dalam pertemuan tersebut, Ketua MPR berharap para pemuda selalu menghindari keributan, tidak terlibat dalam pembahasan persoalan yang tidak perlu dan jangan suka berkelahi. Ketimbang membuang waktu percuma, lebih baik dipakai untuk belajar, dan mencari peluang usaha agar bisa mandiri.

 

"Tidak bisa dibayangkan, kalau ada seorang pemuda yang lulus kuliah, sedang gagah-gagahnya, ternyata malah jadi pengangguran. Bagaimana dia akan berguna bagi lingkungannya, kalau mengurus dirinya sendiri pun tidak bisa," ujarnya.

 

Sayangnya, kata Zul, tugas berat tengah menghadang para pemuda Indonesia. Pasalnya, sesuai data yang dikeluarkan world bank disebutkan bahwa pemuda Indonesia yang menjadi pengangguran sangatlah tinggi. Bahkan lebih tinggi dibanding Malaysia, Thailand hingga Vietnam, mencapai lebih dari 21 persen. Kondisi itu makin parah karena penguasaan science di kalangan pemuda menempati urutan ke 62 dunia. Jauh di bawah Singapura, Jepang, Taiwan, Korea Selatan, dan Tiongkok.

Tags:

Berita Terkait