MPR Serap Aspirasi Dokter dan Paramedis RS Muhammadiyah Taman Puring
Pojok MPR-RI

MPR Serap Aspirasi Dokter dan Paramedis RS Muhammadiyah Taman Puring

Setiap permasalahan yang menjadi kendala dalam pelayanan kesehatan disarankan agar disampaikan ke DPR, sehingga menjadi perhatian anggota dewan.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Foto: Humas MPR
Foto: Humas MPR

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengapresiasi setiap tindakan dan perbuatan yang membawa kemaslahatan umat. Hal demikian juga disampaikan saat dirinya bersilaturahmi dan serap aspirasi di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (14/9).

 

Kedatangan Hidayat Nur Wahid di rumah sakit tersebut kali pertama sejak menjabat posisi pimpinan di MPR. Disambut Direktur RS Muhammadiyah Taman Puring, dr Cecep Permana, serta para dokter dan perawat. "Saya menyampaikan terima kasih atas penerimaan dan sambutan yang diberikan," ujar Hidayat.

 

Mulanya, RS Muhammadiyah Taman Puring merupakan klinik kecil yang melayani kesehatan ibu dan anak. Dalam perjalanan waktu, amal usaha yang dilakukan berkembang pesat. Saat ini, rumah sakit  tersebut berdiri di atas lahan 3.500 meter persegi. Terletak di wilayah yang strategis, membuat rumah sakit itu menjadikan  tantangan dalam amal usahanya. Seperti biaya operasional dan pajak yang ditanggung.

 

Tantangan inilah yang didengar dan diperjuangkan oleh Hidayat Nur Wahid dalam kunjungannya itu. Ia menyarankan setiap hal yang menjadi hambatan agar disampaikan kepada DPR agar menjadi perhatian semua anggota dewan. Alumni Pondok Modern Gontor itu berpandangan apa yang menjadi amal usaha perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak. Tujuannya agar RS Muhammadiyah Taman Puring tetap menjalankan peran kemanusiaan dan sosial dalam melayani masyarakat.

 

Terlepas dari tantangan yang ada, Hidayat Nur Wahid mengapresiasi kinerja pimpinan rumah sakit, dokter, perawat, staf administrasi, serta pelaku amal usaha lainnya. Dia mengaku  kagum dengan perjuangan para medis, dokter, sehingga pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu pernah bercita-cita menjadi dokter. "Karena proffesi mulia yang dapat menolong banyak orang," katanya.

 

Menurut pria yang menempuh pendidikan S1 hingga S3 di Arab Saudi itu menilai,  manusia bakal  menjadi mulia bila memberikan manfaat untuk orang lain. "Sebagaimana dalam hadits dinyatakan orang paling baik adalah yg paling banyak manfaatnya", tuturnya.

 

Diakui dirinya tak berhasil menjadi  seorang  dokter. Namun dengan tersenyum, ia mengatakan, dirinya malah menjadi seorang doktor. Sementara dalam menjalani rumah tangga, Hidayat Nurwahid malah beristrikan seorang dokter. Yakni dokter Diana Abbas Thalib. Di akhir sambutan, politisi Partai Keadilan Sejahtera itu terus mendorong agar para dokter dan perawat untuk senantiasa ikhlas dalam menjalankan tugas mulia menolong masyarakat yang berobat.

Tags:

Berita Terkait