Kontestasi Pilpres Jangan Terjebak Politik Identitas
Pojok MPR-RI

Kontestasi Pilpres Jangan Terjebak Politik Identitas

Tim sukses di arus bawah yang sulit diawasi.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Wakil Ketua MPR Mahyudin. Foto: Humas MPR
Wakil Ketua MPR Mahyudin. Foto: Humas MPR

Masyarakat mesti berhati-hati dalam menghadapi tahun politik sekarang ini. Pasalnya di tengah keberagaman suku, agama dan golongan, bukan tidak mungkin berpotensi terjadi pecah belah. Karenanya, politik identitas mesti diminimalisir dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang.

 

Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR Mahyudin ketika menyampaikan pengantar sosialisasi Empat Pilar MPR di Gedung Kemuning, Kompleks Balai Kota Bogor, Selasa pagi (25/9). Di depan sekitar ratusan peserta sosialisasi yang terdiri dari ibu-ibu pengajian, pemuda, pengemudi ojek online, dan masyarakat Kota Bogor, Mahyudin berpandangan, persaingan di bawah cukup keras.

 

“Kita harus betul-betul menjaga persatuan. Jangan terjebak pada politik identitas yang membawa-bawa ras, suku, agama, dan antargolongan. Kita harus menentukan pilihan yang cocok dengan hati nurani,” ujarnya.

 

Menurutnya untuk menghindari tidak terbawa-bawa ke politik identitas, masyarakat harus cerdas. Mahyudin memaklumi agar para calon presiden dapat memahami potensi bahaya politik identitas. Harapannya, para calon tidak menggunakan strategi politik identitas, namun adu gagasan.

 

Namun demikian, tim sukses di arus bawah memang diakui sulit diawasi perihal tidak menggunakan politisasi identitas. “Karena saking bersemangat untuk meraih target menang, mereka menghalalkan segala cara,” katanya.

 

Nah  tugas MPR, menurut Mahyudin, adalah memberi pencerahan kepada masyarakat agar mereka memahami apa itu yang nama politik SARA, apa itu hoax, apa itu fitnah, dan sebagainya. Melalui kegiatan Sosialiasi Empat Pilar MPR, Mahyudin mengajak para peserta agar dalam menentukan pilihannya terlebih dulu melihat program yang ditawarkan oleh setiap calon.

 

“Jadi, yang penting bagi para calon adalah adu program, adu ide dan gagasan, bukan adu politik identitas,” ujar Mahyudin.

Tags:

Berita Terkait