MPR Gelar Bedah Buku Sejarah Kelam G 30 S dalam Kisah Fiksi
Pojok MPR-RI

MPR Gelar Bedah Buku Sejarah Kelam G 30 S dalam Kisah Fiksi

Ruang diskusi ‘Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat’ di MPR, merupakan salah satu upaya dan metode Sosialisasi Empat Pilar MPR,  sesuai dengan amanah UU.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Foto: Humas MPR
Foto: Humas MPR

Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia atau G 30 S/PKI adalah sejarah kelam bangsa Indonesia. Sebab aksi penculikan disertai pembunuhan 6 Jenderal TNI AD ditambah 1 perwira menengah TNI terjadi dan mengawali perjalanan panjang sejarah Indonesia. Buntutnya, PKI dibubarkan dan ditetapkan sebagai organisasi terlarang dan munculnya era orde baru.

 

Banyak penelitian serta erbagai kajian sejarah dan penerbitan buku-buku, jurnal, hingga  cerita-cerita yang berusaha mengungkap kebenaran peristiwa dalam sejarah kelam bangsa tersebut. Pasalnya hingga kini masih diselubungi misteri besar terutama soal kudeta. Tema G 30 S/PKI adalah tema cerita yang tidak akan pernah berhenti dikisahkan. Sebab boleh jadi  bakal  bertemu dengan berbagai versi yang berbeda.

 

Salah satunya munculnya satu buku berjudul ‘September’ sebuah buku dengan mengambil tema sentral seputar G 30 S/PKI hasil karya Noorca M. Massardi. Buku ini menjadi obyek pembahasan dalam acara diskusi bertajuk ‘Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat’, di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR RI, Gedung Nusantara V, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (26/9/2018), yang dihadiri anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar Popong Otje Djundjunan (Ceu Popong), Sekretaris Jenderal MPR RI Ma’ruf Cahyono, Kepala Biro Humas Setjen MPR RI Siti Fauziah serta ratusan orang peserta diskusi.

 

Dalam kesempatan tersebut Noorca menjelaskan, buku tersebut menggambarkan peristiwa G 30 S/PKI dengan cara diluar pakem. Meski dikategorilan bukanlah buku sejarah, namun diramu dalam dunia fiksi. Nama-nama karakter di dalamnya merupakan anagram tokoh-tokoh asli yang terlibat dalam peristiwa 65 tersebut. Namun, kata Noorca, penulisan buku tersebut melalui proses penelitian, dan kajian yang sangat lama dan panjang.

 

Sementara Ceu Popong melihat sejarah negeri ini termasuk peristiwa kelam G 30 S/PKI harus terus diketahui, dibaca oleh masyarakat khususnya terutama generasi muda. Namun dengan penelitian yang benar dengan bahasa yang tepat dan mampu dipahami.

 

Ditambahkan Ma’ruf Cahyono, bahwa ruang diskusi ‘Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat’ di MPR RI adalah salah satu upaya dan metode Sosialisasi Empat Pilar MPR yang merupakan tugas MPR sesuai dengan amanah UU. Buku adalah sarana pengetahuan yang di dalamnya mampu meningkatkan kualitas manusia Indonesia sesuai dengan cita-cita bangsa.

 

“Adapun buku ‘September’ yang dibahas tersebut saya melihat buku yang bagus dengan penulisan yang sangat baik. Saya harap bisa menambah pengetahuan kita dan menjadi inspirasi kita,” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait