HNW: Perjuangkan Silat Asli Indonesia Lewat Parlemen Dunia
Pojok MPR-RI

HNW: Perjuangkan Silat Asli Indonesia Lewat Parlemen Dunia

Agar Unesco mengakui silat Indonesia.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Foto: Humas MPR
Foto: Humas MPR

Ratusan warga Jakarta Selatan menggelar Festival Muharam, Sabtu (29/9). Festival yang digelar di Kampung Rawajati, Pancoran, Jakarta, itu diisi dengan berbagai ragam kesenian dan budaya Betawi. Selain masyarakat, acara itu dihadiri Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW). Dalam acara tersebut, pesilat yang terhimpun dalam Asosiasi Silat Tradisi Betawi (Astrabi) dan ulama turut meramaikan acara.

 

Dalam silaturahmi khas betawi itu dimanfaatkan oleh Astrabi untuk menyampaikan masalah dan aspirasi kepada HNW.  Kepada HNW, mereka mengungkapkan keinginan agar silat diakui sebagai budaya asli Indonesia. "Kami meminta Unesco mengakui silat asli Indonesia," ujar wakil Astrabi.

 

Lebih lanjut dikatakan, silat sudah dipertandingkan di Asian Games. Sejak lama silat sudah diperagakan di negara-negara Eropa seperti Perancis. Diakui untuk mendapat pengakuan Unesco tak mudah, selain harus menyakinkan banyak negara, juga ada klaim Malaysia bahwa beladiri itu berasal dari sana.

 

Astrabi yakin silat dari Indonesia dengan alasan dilihat dari akar sejarah, Indonesia lebih unggul. Dicontohkan mayoritas sumber silat di Malaysia adalah keturunan Minang, Sumatera Barat.

 

Dalam pertemuan itu, Astrabi tak hanya mencurahkan masalah silat. Mereka mengharap agar bantuan dana pelestarian budaya Betawi dari Pemda Jakarta dipastikan mengalir ke yang berhak. Mereka mengaku masih banyak penggiat budaya Betawi yang swadaya tanpa bantuan dan perhatian pemerintah ketika melakukan kegiatan.

 

Apa yang disuarakan Astrabi disimak dan didengar serius oleh HNW. Wakil Ketua Badan Wakaf Ponpes Gontor itu dengan tegas mengakui silat budaya asli Indonesia.

 

Apa yang disampaikan Astrabi disebut salah satu bentuk mengingatkan pemerintah untuk memperjuangkan silat sebagai budaya asli Indonesia di Unesco. "Jangan pernah berhenti mengingatkan pemerintah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait