Lupakan Sejarah Kelam, Indonesia-Belanda Jalin Kerjasama
Pojok MPR-RI

Lupakan Sejarah Kelam, Indonesia-Belanda Jalin Kerjasama

Berpikir positif terhadap masa lalu, serta tidak terlalu dendam, fair dan harus bisa move on demi kemajuan bersama.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Foto: Humas MPR
Foto: Humas MPR

Dahulu, ketika mendengar kata-kata Belanda, di benak rakyat Indonesia pasti otomatis akan terbersit nuansa ketidaksukaan bahkan kebencian. Mindset yang tertanam saat itu adalah Belanda negara penjajah yang sangat jahat. Cara pandang tersebut diakui Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (Zulhasan) sempat pula tertanam dalam dirinya selama puluhan tahun.

 

Zulhasan mengakui, seiring perjalanan waktu, saat berkunjung pertama kali ke Belanda tahun 2011, mindset tersebut berkurang. Zul berpandangan, dahulu Belanda yang jahat, kini jauh berkurang. Ternyata, di Belanda banyak orang-orang baik. Hubungan negara Indonesia dan Belanda dalam era modern saat ini juga sangat baik dan menguntungkan. 

 

Dan lagi, kata Zul, di era generasi milenial saat ini sangat open minded. Mindset kebencian yang dipelihara terus menerus sepertinya malah akan terlihat seperti ketinggalan zaman. Hal tersebut diungkapkan Zulhasan saat berbincang dengan Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia Rob Swartbol, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Gedung Nusantara III, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Kamis (4/10/2018).

 

“Kita harus memiliki pola pikir positif terhadap masa lalu jangan terlalu dendam harus juga berpikiran fair harus bisa move on demi kemajuan bersama. Saya rasa banyak orang-orang Indonesia berpikiran seperti saya. Saya juga berharap Belanda pun memiliki open minded dalam sejarah kedua bangsa dan saya rasa hubungan yang saling menguntungkan antar dua negara ini bisa terus dijaga daa ditingkatkan lagi,” ujarnya.

 

Merespon hal tersebut, Rob Swartbol mengatakan bahwa sudut pandang orang-orang Belanda terhadap Indonesia pun sama tidak lagi berpatokan kepada sejarah kelam masa lalu tapi bagaimana menjalin hubungan baik antar bangsa dan antar rakyat.

 

“Seperti anda ketahui bahwa di Belanda detailnya di kampung halaman saya di Denhaag banyak juga orang Indonesia dan kami sudah lama terjalin ikatan yang kuat bahkan banyak yang terjalin ikatan keluarga. Banyak blasteran Belanda Indonesia, para seniman, artis, penyanyi banyak berdarah Indonesia bahkan di Belanda banyak toko-toko yang menjual makanan Indonesia dan sangat laris.  Dan saya setuju, kita harus tidak larut pada masa lalu yang kelam, kita harus berpikir untuk ke depan untuk masa depan kedua negara,” ujarnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, mewakili Kerajaan Belanda, Rob menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas musibah yang dialami rakyat Indonesia terutama di kota Palu, Donggala yang menjadi korban bencana besar gempa bumi dan tsunami beberapa waktu lalu yang mengakibatkan korban jiwa, luka dan materi yang sangat besar.

 

“Terimalah rasa duka kami, simpati kami yang dalam. Rasa duka kami juga kami sampaikan dalam bentuk bantuan donasi sekitar 1 juta Euro untuk korban bencana.  Jangan melihat besar kecilnya jumlahnya tapi rasa simpati, rasa persaudaraan kita sehingga kami merasakan apa yang dirasakan para korban bencana,” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait