Hadiah Asal Uang Haram
Tajuk

Hadiah Asal Uang Haram

Peraturan mudah dibuat, tetapi ukuran efektivitasnya kerap tidak dilakukan dengan baik.

Oleh:
RED
Bacaan 2 Menit
Ilustrasi
Ilustrasi

Raja Edward II pasti tidak pernah bermimpi bahwa hukum yang diberlakukannya di Inggris pada tahun 1318 akan tetap hidup pada zaman revolusi digital ini. Qui Tam Laws memungkinkan setiap warga untuk mengajukan klaim atau waktu itu mungkin dirampas paksa oleh warga itu, atas "harta raja" yang dicuri, dirampas, atau diperoleh dengan tipu muslihat oleh orang lain, dan bila klaim berhasil warga tersebut berhak mendapatkan hadiah, sekian persen dari hasil klaim tadi.

 

Qui Tam Laws masih digunakan sampai saat ini di Amerika Serikat dengan nama The False Claims Act atau The Lincoln Law. Sesuai dengan undang-undang ini, seseorang atau perusahaan dapat dihukum karena melakukan tindakan fraud atas suatu program atau dana atau kekayaan pemerintah federal. Undang-undang ini memuat prinsip Qui Tam Laws, yang memungkinkan siapa saja yang tidak terasosiasi dengan pemerintah federal untuk mengajukan suatu tuntutan kepada fraudster atau pelaku fraud atas nama pemerintah federal dengan tujuan untuk melakukan perolehan kembali atau repossession atau recovery atas kekayaan negara.

 

Kalau klaim berhasil, dan kekayaan negara diselamatkan, dia berhak atas hadiah berupa sebagian dari kekayaan negara yang diperoleh kembali (recovery) dari proses tadi. Besarannya bisa mencapai 15% sampai 30% dari harta hasil proses recovery tersebut. Biasanya kasus terbanyak menyangkut perbuatan curang di bidang program perawatan kesehatan (health care), pengadaan barang dan jasa untuk keperluan militer dan program pemerintah lainnya.

 

Dari tahun 1987 sampai dengan 2013, pemerintah federal Amerika berhasil memperoleh kembali dana sejumlah AS$ 38.9 milyar yang berasal dari pelaksanaan The False Claims Act ini, 70% di antaranya merupakan recovery dari kasus-kasus qui tam yang pelaporan dan penyelidikannya dilakukan oleh sejumlah pihak atau biasanya disebut para Whistleblowers ataupeniup sempritan (wikipedia, Oktober 2018).

 

Peran lawyers sangat besar dalam proses ini, karena pelapor atau pengaju klaim atau whistle blowers mungkin warga biasa yang kurang paham hukum substantif dan hukum acara dalam proses ini. Termasuk dasar hukum yang menjadi basis dari klaim, cara investigasi dilakukan -terutama yang sifatnya forensik- untuk mengungkap dan memperoleh bukti-bukti yang dijadikan dasar dari pelaporan atau klaimnya, bagaimana bekerja-sama atau berkoordinasi dengan penegak hukum, dan kemudian mengemasnya menjadi suatu klaim yang solid dengan bukti yang sulit dibantah.

 

Ini penting karena klaim yang mentah atau minim bukti berisiko mengundang tuntutan balik, bisa karena dianggap pencemaran nama baik atau fitnah yang juga sarat risiko finansial. Untuk itu mereka perlu bantuan lawyers. Penegak hukum yang menerima laporan juga harus cukup kritis menanggapi klaim, dan hanya memberikan hadiah kalau memang klaim dianggap solid dan punya kekuatan bukti yang konklusif. Lawyers bekerja, memilah bukti, melakukan investigasi, kadang dengan fasilitasi penegak hukum yang wajib membantu, dan memprosesnya lewat jalur-jalur resmi penegakkan hukum. Mereka biasanya mendapatkan success fee dari hasil recovery, dan karena biasanya si whistle blower orang-orang yang tidak selalu mampu secara finansial, lawyers kadang-kadang membiayai proses ini.

 

Di AS, ada sejumlah bank atau lembaga keuangan yang memberikan kredit khusus kepada lawyers yang menangani tuntutan-tuntutan dengan tingkat keberhasilan yang terlihat jelas. Hadiah terbesar yang pernah diperoleh dalam kasus qui tam adalah yang diberikan kepada 4 orang whistleblowers sebesar AS$ 250 juta dalam kasus GlaxoSmithKline, di mana perusahaan tersebut wajib membayar kepada pemerintah federal sebesar AS$ 3 miliar karena pemasaran produknya yang dianggap melanggar hukum (James T. Ratner, The 10 Largest Qui Tam Whistle Blowers reward: qui-tam-attorney.com). Tentu lawyers mereka mendapat bagian yang cukup besar dari hadiah tersebut. 

Halaman Selanjutnya:
Tags: